Melihat Pengrajin Patung Rohani Tangsel Ketiban Untung saat Natal Tiba, Pesanannya Sampai Luar Negeri

TANGSEL - Dari luar memang tampak lusuh dan tak terawat seperti rumah kosong tak berpenghuni. Namun ternyata, bangunan di Tangerang Selatan (Tangsel) ini menyimpan banyak hasil karya kerajinan yang kerap kebanjiran permintaan khususnya di momen Natal.

Bangunan tersebut tepatnya berdiri di pinggir Jalan Jombang, Lengkong Utara, Serpong, Tangsel. Ketika melangkah ke dalam rumah seluas 300 meter persegi itu, Rabu 25 Desember, VOI disambut patung rohani bergambar Bunda Maria.

Ya, rumah tersebut memang menjadi tempat pembuatan patung rohani.

Mencoba masuk lebih dalam, terlihat banyak patung yang tengah dilekatkan oleh para pengrajin.

Dari area itu, tak jauh terdapat ruangan yang cukup luas. Tampak pekerja perempuan sedang melakukan pengecatan sejumlah patung rohani.

Dengan penuh ketelitian, ia mewarnai bagian-bagian kecil dari patung.

Pengrajin itu sempat berseloroh, kesulitan justru pada patung yang berukuran kecil lantaran memerlukan fokus pada detailnya.

Pembuatan patung rohani di daerah Lengkong Utara, Serpong, Tangsel. (Jehan-VOI)

Herman (52), kepala pengrajin di rumah itu mengatakan, pembuatan patung di tempatnya bisa makan waktu 2-3 minggu untuk skala 2-4 meter. Sementara ukuran kecil bisa lebih cepat pengerjaannya.

Ia bilang, 15 orang pekerja di tempatnya saling gotong royong. Mereka semua membagi tugas agar pengerjaan patung bisa cepat selesai.

“Untuk patung Bunda Maria harganya Rp20-40 juta untuk ukuran 2-4 meter. Sedangkan Vieta Rp14 juta. Untuk ukuran kecil Rp100 ribu,” kata Herman.

“Tapi kita juga terima pesanan untuk permintaan. Misalnya dengan warna yang dia inginkan. Kita ada. Biasanya dikasih harga biasa Rp1 juta. Mungkin jadi Rp1,5 juta,” sambungnya.

Herman juga menyebut pihaknya kerap banjir pesanan dari berbagai provinsi di Indonesia sebelum Natal tiba. Ia juga mengaku pernah mendapat orderan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Pernah dari PBB tahun 2021. Tapi paking sering di Provinsi Indonesia. Contoh tahun ini ada 20 pesanan dengan provinsi berbeda-beda,” ujarnya.

Untuk membuat pelanggannya kembali, Herman memikirkan kualitas. Baginya pembuatan patung bukan soal kecepatan, tapi butuh ketelitian agar hasilnya maksimal

“Satu harinya bisa 10 patung dengan besaran 60 sentimeter dan satu patung berukuran tiga meter. Buatnya cepet 1 hari, tapi finishingnya yang lama,” ujarnya.

Herman mengatakan bisnis pengrajin patung ini telah dijalankan selama puluhan tahun. Ia pun betah di Tangsel, enggan berpindah-pindah tempat sejak pertama kali beroperasi.

“Beroperasinya udah 40 tahun,” ucapnya.

Untuk pemesananya, Herman mengaku kurang mengetahui. Ia tak ikut terlibat dalam obrolan ongkos pembuatan karena yang penting baginya membuat patung secara maksimal. “Kalau itu bos, kalau saya buat-buat aja,” ujarnya.