OJK Catat Transaksi Bursa Karbon Tembus Rp50,55 Miliar hingga November 2024
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan bursa karbon hingga November 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 November 2024, tercatat 94 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 906.440 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp50,55 miliar.
"Dengan rincian nilai transaksi 19,83 persen di Pasar Reguler, 43,39 persen di Pasar Negosiasi, 36,56 persen di Pasar Lelang, dan 0,22 persen di marketplace," ujar Inarno yang dikutip Sabtu, 14 Desember.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) pada tanggal 26 September 2023 sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian NDC Indonesia, yang mengakomodasi kebutuhan perdagangan karbon di Indonesia.
IDX Carbon/Indonesia Carbon Exchange merupakan merek Carbon Exchange yang dijalankan oleh Bursa Efek Indonesia.
Baca juga:
Sebelumnya, Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Boby Wahyu Hernawan mengakui transaksi di bursa karbon masih minim sejak diluncurkan pada 26 September 2023 dengan nilai transaksi sebesar Rp35,3 miliar, sebanyak 57 pengguna jasa telah melakukan transaksi dalam bursa karbon.
Selain itu, total volume perdagangan karbon mencapai 572 ribu ton CO2 ekuivalen dengan jumlah frekuensi transaksinya mencapai 60.
Boby mengungkapkan, transaksi karbon saat ini masih kecil karena supply dan demand masih minim, lantaran dari berbagai pihak belum memahami adanya nilai ekonomi dari karbon yang dapat di monetisasi, bahkan bisa diperdagangkan.
“Nah sekali lagi peran dari kita untuk menggalakkan ke semua pihak untuk bisa melakukan upaya pengurangan CO2 dan mendapatkan manfaat dari bursa karbon,” tutur Boby dalam media gathering, Rabu, 29 Mei.
Selain itu, Boby menyampaikan kedepannya perlu melakukan berbagai upaya agar dapat mendongkrak kenaikan transaksi bursa karbon sejalan dengan potensi supplier pengurangan karbon yang dinilai bermanfaat terutama untuk sektor kehutanan.