Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 10 Kilogram Sabu yang Dikemas Sebagai Hadiah Natal dari Kanada

JAKARTA - Seorang wanita Kanada ditangkap setelah diduga mencoba menyelundupkan narkoba jenis sabu-sabu yang dikemas sebagai hadiah Natal, memanfaatkan musim liburan akhir tahun di mana orang banyak melakukan perjalanan lintas negara.

Wanita itu tiba di Bandara Auckland, Selandia Baru dengan penerbangan dari Vancouver, Kanada Hari Minggu pekan lalu, saat petugas mengamankan sekitar 10,2 kilogram sabu senilai hingga 2,2 juta dolar AS (Rp35.271.390.000) yang ditemukan di tas travelnya.

Penumpang itu "baru saja masuk dalam daftar orang nakal Santa," kata Bea Cukai Selandia Baru dalam unggahan di Facebook, melansir CNN 10 Desember

Wanita yang nama dan usianya tidak disebutkan itu kemudian ditahan atas tuduhan mengimpor dan memiliki untuk memasok obat terlarang Kelas A.

"Ini adalah upaya klasik oleh kelompok kriminal terorganisasi transnasional dalam mencoba memanfaatkan musim perjalanan yang sibuk," kata Paul Williams, manajer bea cukai Bandara Auckland, dalam sebuah pernyataan.

"Tetapi, bandara yang sibuk tidak berarti Bea Cukai tidak fokus pada atau memperhatikan siapa pun yang mungkin menimbulkan risiko narkoba."

Bea Cukai Selandia Baru kemudian membagikan foto-foto "hadiah Natal" yang dibungkus dengan kertas merah terang bergambar kepingan salju dan disimpan di dalam tas ransel merah yang diduga dibawa wanita itu ke dalam pesawatnya.

"Kelompok kriminal ini membuat kesalahan dengan berpikir Bea Cukai tidak akan mengejar target yang lebih kecil, tetapi kami tahu narkoba yang dikirim dari Amerika Utara merupakan risiko yang semakin meningkat dan kami siap," imbuh Williams.

Tahun lalu, Selandia Baru menemukan 713 kg sabu senilai sekitar 150 dolar AS juta yang disembunyikan dalam wadah sirup maple Kanada, penyitaan narkoba terbesar yang pernah terjadi di negara itu.

Enam tersangka ditangkap dalam operasi penyamaran yang melibatkan petugas dari Selandia Baru, Australia, dan Kanada.

"Perdagangan narkoba internasional dan kelompok kejahatan terorganisasi menciptakan kekacauan dan kerugian di masyarakat di seluruh dunia, dan kesempatan terbaik kita untuk mengganggu, mencegat, dan menjaga masyarakat kita tetap aman, adalah bekerja sama dengan lembaga lain, dan negara lain," kata Komisaris Polisi Selandia Baru Andrew Coster.