Serangan Terbaru Israel Tewaskan 33 Orang di Gaza, 2 Roket Balasan Diluncurkan Hamas
JAKARTA - Serangan Israel di Jalur Gaza menewaskan 33 warga Palestina. Militer Israel melakukan serangan udara terhadap rumah di kota Beit Lahiya di tepi utara Gaza.
Serangan di Beit Lahiya menewaskan 22 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, kata pejabat kesehatan.
Lebih dari 30 orang tinggal di gedung bertingkat itu sebelum terjadi serangan, dan beberapa anggota keluarga masih hilang saat operasi penyelamatan berlanjut sepanjang pagi, kata kantor berita Palestina WAFA.
Militer Israel mengatakan kepada Reuters, Rabu, 11 Desember, pihaknya melancarkan serangan yang menargetkan militan Hamas di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan, yang terletak antara Beit Lahiya dan Jabalia, kota-kota di tepi utara Gaza yang dikepung Israel selama dua bulan.
Di dekat Beit Hanoun, yang juga merupakan bagian dari wilayah yang dikepung, petugas medis mengatakan serangan udara Israel menewaskan dan melukai beberapa orang, tanpa memberikan jumlah pastinya.
Petugas penyelamat mengatakan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan.
Sebelumnya, tujuh warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap rumah di kamp Nuseirat di Gaza tengah, kata petugas medis kepada Reuters.
Layanan Darurat Sipil Palestina dan petugas medis mengatakan empat orang lainnya tewas dalam serangan udara Israel yang terpisah terhadap dua rumah di Kota Gaza, termasuk jurnalis Eman Al-Shanti dan putranya.
Dia adalah jurnalis ke-193 yang dibunuh oleh Israel sejak dimulainya perang, kata Persatuan Jurnalis Palestina.
Militer Israel mengatakan dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza tengah ke Israel tetapi jatuh di area terbuka dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Hal ini menunjukkan kemampuan militan Gaza untuk terus melancarkan serangan roket meskipun serangan udara dan darat Israel telah menghancurkan selama 14 bulan.
Pada Rabu, militer Israel memerintahkan penduduk di kamp Al-Maghazi di Gaza tengah untuk mengungsi, dengan alasan peluncuran roket dari daerah tersebut. Mereka mendesak mereka untuk menuju zona kemanusiaan di dekat pantai Mediterania.