Menteri Trenggono Targetkan Shrimp Estate di NTT Bisa Hasilkan 55.000 Ton Udang

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menargetkan, program shrimp estate atau skema budi daya udang berskala besar di kawasan Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa menghasilkan hingga 55.000 ton udang.

Hal tersebut disampaikan Trenggono dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 yang dipantau secara virtual, Rabu, 11 November.

"Yang kami akan kembangkan juga di wilayah Timur, (yakni) pulau Sumba seluas kurang lebih 2.000 hektare dengan produksi nanti kira-kira 55.000 ton," ujar Trenggono.

Trenggono menilai, program shrimp estate ini perlu dilakukan guna meningkatkan produksi industri hulu.

Berdasarkan paparan yang ditampilkan, nantinya akan ada enam manfaat dari program skema budi daya udang berskala besar ini. Pertama, sebagai benchmark model budi daya yang modern dan berkelanjutan. Kedua, mengubah lahan tidak produktif menjadi produktif dengan produktivitas 55 ton per hektare/siklus.

Ketiga, menciptakan lapangan pekerjaan untuk 4.730 orang (2.100 tenaga kerja on-farm). Keempat, menciptakan iklim investasi di sektor hulu dan hilir. Kelima, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan terakhir peningkatan devisa negara, pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Ini terus kami kembangkan ke wilayah timur untuk memperkuat sektor hulu. Harapannya, hilirnya nanti akan menjadi lebih kuat lagi untuk mendukung Kementerian Investasi dan Hilirisasi," ucapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Muryadi mengatakan, KKP akan mulai mengembangkan pengerjaan shrimp estate di kawasan Waingapu, Sumba, NTT, pada Oktober 2024.

"Nilai proyek sekitar Rp7 triliun. Diharapkan sebelum Oktober 2024 sudah bisa dimulai proses pengerjaannya," kata Wahyu kepada VOI, Kamis, 25 Januari.

Menurut Wahyu, pengembangan shrimp estate di kawasan tersebut tidak akan menggangu ekosistem mangrove. Sebab, lahan yang akan digunakan tidak memiliki hutan mangrovenya.

"Kalau di Waingapu tidak akan merusak lingkungan karena sudah menerapkan standar budi daya ikan berkelanjutan sesuai studi kelayakan. Serta tak ada hutan mangrovenya," tuturnya.

Adapun KKP telah membangun shrimp estate di Kebumen, Jawa Tengah, pada 2023.

Kabupaten Kebumen dipilih menjadi modelling untuk shrimp estate karena memiliki potensi kawasan tambak udang yang cukup baik. Shrimp estate tersebut dibangun di atas lahan seluas 100 hektare (ha).

Sebanyak 60 persen pembangunan shrimp estate sudah terealisasi, yaitu sekitar 60 ha berisi 149 petak tambak yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur utama.

Infrastruktur tersebut seperti water intake, tandon, petak pemeliharaan, saluran IPAL, laboratorium, gudang pakan, gudang sarana produksi, bangunan pascapanen, rumah genset, rumah jaga tambak serta jalan produksi.