Kotak Kosong Menang, Masyarakat Tidak Percaya pada Calon Tunggal
JAKARTA – Fenomena kotak kosong dalam Pilkada 2024 terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Namun, yang terjadi di Kota Pangkalpinang paling menyita perhatian. Pasalnya, kotak kosong di kota ini meraih suara terbanyak dalam hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei dan relawan.
Menurut Muhamad Zen, Sekretaris Rumah Aspirasi Kotak Kosong Kota Pangkalpinang, perolehan suara sementara kotak kosong mencapai lebih dari 59% dari total suara yang masuk. "Sisanya diraih oleh calon petahana. Untuk menyusul kotak kosong sepertinya sulit karena selisih suaranya jauh, sekitar 13.000-an suara," ujarnya saat dihubungi VOI, Jumat, 29 November.
Kemenangan kotak kosong di Pangkalpinang, menurut Zen — begitu dia biasa disapa — terjadi karena masyarakat tidak percaya pada calon tunggal. "Jelas, kemenangan kotak kosong ini terjadi karena masyarakat tidak percaya pada calon tunggal," tegasnya.
Zen mempertanyakan mengapa tidak ada calon lain yang diajukan oleh partai politik yang ada. "Dari sekian banyak partai, masa tidak ada satu pun kader yang bisa diajukan sebagai kandidat wali kota dan wakil wali kota? Jadi, biar tidak hanya calon tunggal yang harus melawan kotak kosong," katanya.
Zen menambahkan bahwa seluruh partai politik di Kota Pangkalpinang memberikan dukungan kepada pasangan calon Maulana Aklil dan Masagus M. Hakim. "Tidak ada satu pun partai politik yang memiliki wakil di DPRD Kota Pangkalpinang yang tidak mendukung pasangan Maulana Aklil dan Masagus M. Hakim. Makanya, sesuai aturan KPU, calon tunggal harus berhadapan dengan kotak kosong," paparnya.
Sebagai informasi, pasangan Molen dan Hakim didukung oleh PDIP, Golkar, Nasdem, Gerindra, Demokrat, PPP, PKB, PKS, dan PAN.
Zen juga mempertanyakan keberadaan calon independen. "Ada calon independen yang mencoba maju dalam Pilkada 2024 ini. Namun, dengan berbagai upaya, pencalonannya gagal dan tidak lolos administrasi," ungkapnya.
Baca juga:
Menurut Zen, kemenangan kotak kosong ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama para politisi. "Saya kira kemenangan kotak kosong dalam Pilkada Kota Pangkalpinang ini adalah tamparan keras bagi para politisi. Yuk, ke depan kita belajar dari kasus ini. Ayo kita bangun dan hidupkan demokrasi. Jangan semuanya dikuasai sendiri dengan memborong partai politik yang ada," ujarnya.
Demokrasi yang kuat, lanjut Zen, harus memberikan ruang bagi perbedaan pendapat. "Pendapat berbeda bisa menjadi masukan dan kritik bagi penguasa. Apa jadinya kalau semua partai mendukung penguasa? Tidak akan ada lagi yang mengkritik saat mereka menjalankan kekuasaan," tutup soal kemenangan kotak kosong di pilkada kota Pangkalpinang.