Militer AS Bentuk Satgas Khusus untuk Dukung Pasukan Filipina di Laut China Selatan
JAKARTA - Pejabat Kedutaan Amerika Serikat mengatakan pada Hari Kamis, militer AS mendukung operasi Filipina di Laut Cina Selatan melalui satuan tugas khusus, sebuah inisiatif yang menurut Manila melibatkan intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Satuan Tugas-Ayungin, yang dinamai menurut sebutan Filipina untuk Second Thomas Shoal yang disengketakan, pertama kali disebut minggu ini oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin selama kunjungan ke Filipina.
"Satuan Tugas-Ayungin meningkatkan koordinasi dan interoperabilitas aliansi AS-Filipina dengan memungkinkan pasukan AS untuk mendukung kegiatan Angkatan Bersenjata Filipina di Laut Cina Selatan," kata juru bicara Kedutaan AS Kanishka Gangopadhyay, melansir Reuters 21 November.
"Inisiatif ini sejalan dengan berbagai jalur kerja sama antara pasukan AS dan Filipina," lanjutnya, tanpa merinci jenis dukungan yang diberikan satuan tugas tersebut.
Hubungan pertahanan antara Filipina dan Amerika Serikat telah menguat dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir.
Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka memiliki kepentingan yang sah dalam memastikan perdamaian dan kebebasan navigasi di perairan paling diperebutkan di Asia, tempat lalu lintas perdagangan yang nilianya mencapai 3 triliun dolar AS setiap tahun.
Komando Indo-Pasifik AS dan kedutaan besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang gugus tugas tersebut.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano mengatakan kegiatan Filipina di Laut China Selatan, termasuk misinya untuk memasok kembali pasukan di Second Thomas Shoal, tetap menjadi "operasi Filipina murni".
"Mereka memberikan dukungan kepada kami, misalnya, ISR (Intelijen, Pengawasan, Pengintaian), kesadaran domain maritim, tetapi pada partisipasi langsung yang sebenarnya, itu murni operasi Filipina," kata Ano kepada wartawan, mengacu pada gugus tugas AS.
Sedangkan Duta Besar Filipina untuk Amerika Serikat sebelumnya mengatakan, Filipina tidak meminta dukungan Washington untuk memasok kembali pasukannya dan AS hanya menyediakan "gambaran visual" untuk membantu.
Konfrontasi antara Beijing dan Manila akhir-akhir ini sering terjadi, dengan China kesal terhadap misi pasokan ulang Filipina untuk tentara di BRP Sierra Madre, kapal perang yang sengaja dikandaskan di beting itu 25 tahun lalu untuk memperkuat klaim teritorial.
Baca juga:
- Kedutaan Besar AS di Kyiv Kembali Dibuka, Warga Amerika Diimbau Tetap Waspada
- Palestina Kutuk Veto Amerika Serikat saat Pembahasan Resolusi Dewan Keamanan PBB
- Rusia Tidak akan Membiarkan Amerika Serikat Membungkam Dewan Keamanan PBB
- Pemerintahan Presiden AS Joe Biden Berencana Hapus Utang Ukraina Senilai Rp74,9 Triliun
Ketegangan di sana telah memanas beberapa kali, dengan penjaga pantai China dituduh menabrak kapal dan menggunakan meriam air, melukai personel Filipina.
China mengatakan Filipina mengganggu wilayahnya dan mengklaim kedaulatan yang tak terbantahkan atas terumbu karang itu, yang terletak 1.300 km (808 mil) dari daratannya dan sekitar 200 km dari pantai Filipina.
Kedua negara sejak itu telah mencapai "pengaturan sementara" untuk misi pasokan ulang, tanpa ada pertengkaran yang dilaporkan sejauh ini.