Gedung Putih Pastikan Amerika Serikat Tidak akan Mengubah Doktrin Nuklirnya

JAKARTA - Amerika Serikat tidak terkejut dengan penurunan ambang batas serangan nuklir Rusia dan tidak berencana untuk menyesuaikan postur nuklirnya sendiri sebagai tanggapan, kata Gedung Putih pada Hari Selasa.

"Seperti yang kami katakan awal bulan ini, kami tidak terkejut dengan pengumuman Rusia mereka akan memperbarui doktrin nuklirnya; Rusia telah mengisyaratkan niatnya untuk memperbarui doktrinnya selama beberapa minggu," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 20 November.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Selasa menurunkan ambang batas serangan nuklir sebagai tanggapan atas berbagai serangan konvensional.

Belakangan, Moskow mengatakan Ukraina telah menyerang jauh di dalam Rusia dengan rudal ATACMS buatan AS. Seorang pejabat Ukraina dan AS mengonfirmasi serangan tersebut kepada Reuters.

"Karena tidak melihat adanya perubahan pada sikap nuklir Rusia, kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan sikap atau doktrin nuklir kami sendiri sebagai tanggapan atas pernyataan Rusia hari ini," kata pernyataan Gedung Putih.

Pernyataan itu mengutip penggunaan pasukan Korea Utara oleh Rusia di Ukraina, yang disebutnya sebagai eskalasi yang signifikan.

Doktrin nuklir Rusia yang diperbarui, yang menetapkan kerangka kerja untuk kondisi yang memungkinkan Putin memerintahkan serangan dari persenjataan nuklir terbesar di dunia, telah disetujui olehnya pada hari Selasa, menurut sebuah dekrit yang diterbitkan.

Doktrin tersebut mengatakan, setiap serangan oleh kekuatan non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan, dan setiap serangan oleh satu anggota blok militer akan dianggap sebagai serangan oleh seluruh aliansi.

Rusia sendiri telah memperingatkan Barat selama berbulan-bulan, jika Washington mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal AS, Inggris, dan Prancis jauh ke Rusia, Moskow akan menganggap anggota NATO tersebut terlibat langsung dalam perang di Ukraina.

Pernyataan Gedung Putih mengatakan, retorika tersebut tidak bertanggung jawab.