PT BIBU Dapat Investasi Rp50 Triliun Rampungkan Bandara Bali Utara

JAKARTA - Pemrakarsa Bandara Bali Utara, PT BIBU Panji Sakti, mendapat sokongan dana investasi 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp50 triliun dari perusahaan asal China ChangYe Construction Group untuk mempercepat target pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.

Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengatakan pihaknya sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan konstruksi asal China tersebut di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing pada 8 November 2024.

Dia menjelaskan dalam MoU tersebut disepakati pola pembiayaan investasi pembangunan bandara tersebut menggunakan metode turnkey, yakni metode pembayaran yang dilakukan setelah proyek selesai. Dalam metode ini, kontraktor akan menyelesaikan proyek terlebih dahulu sebelum mendapatkan pembayaran penuh dari pemilik atau pengembang.

"Ini luar biasa bahwa pihak China bersepakat dengan kami dalam MoU di KBRI Beijing, mereka berminat untuk menjadi pembiaya utama, polanya turnkey. Ini adalah pola pinjaman turnkey nilainya 3 miliar dolar AS, kurang lebih Rp50 triliun," kata Erwanto.

Adapun target pengerjaan Bandara Internasional Bali Utara tersebut rampung pada akhir 2027, yang meliput tiga kawasan utama yakni airport, Aero City, dan Aerotropolis, kota baru penunjang kawasan bandara.

Menurut dia, pembangunan bandara di pantai itu tidak akan mengorbankan lahan produktif, tidak mengambil lahan pemukiman masyarakat, tidak menggusur tempat ibadah, dan juga tidak mengorbankan situs bersejarah yang ada di Kabupaten Buleleng dengan metode restorasi abrasi atau penambangan kembali daratan yang hilang. Lahan masyarakat akan disewakan tanpa perubahan hak kepemilikan lahan.

Dia mengatakan keluarnya pembangunan Bandara Internasional Bali Utara dari Program Strategis Nasional pada saat Pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya sebatas masalah deadline yang terlalu mepet, sebelum Jokowi mengakhiri masa jabatannya.

"Saat itu kita keluar dari PSN semata-mata karena deadline yang harus selesai di 2024 sebelum Presiden Jokowi turun. Makanya, ada 8 yang dikeluarkan dari PSN. Namun, fasenya jalan terus, kami jalan terus," katanya.

Erwanto mengatakan selain China, beberapa negara di Timur Tengah dan India pun kini masih melakukan penjajakan dengan PT BIBU Panji Sakti untuk berinvestasi.

Dia membeberkan alasan para investor untuk bergabung membangun Bandara Internasional Bali Utara, karena mereka tertarik dengan konsep pembangunan bandara yang berlandaskan falsafah kehidupan orang Bali, Tri Hita Karana, keselarasan alam, manusia dan Sang Pencipta.

"Ada hal-hal yang menurut mereka unik. Kenapa bandara ini memikirkan budaya, Tuhan. Saya jelaskan konsep Tri Hita Karana ke mereka sehingga mereka bergabung," katanya.

Selain swasta, PT BIBU telah menjalin kerja sama dengan perusahaan konstruksi BUMN Indonesia, seperti PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

 Erwanto mengatakan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Karena itu, dirinya menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. 

Bahkan, Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti Erwanto menyatakan Presiden Prabowo Subianto akan melakukan ground breaking pembangunan Bandara Internasional Bali Utara sebelum akhir tahun 2024, menunggu selesainya lawatan Presiden ke luar negeri dan jadwal dari istana.

Rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara didukung oleh beberapa tokoh Puri, seperti Raja Puri Agung Klungkung yang juga Ketua Paguyuban Raja-raja se-Bali, Ida Dalem Semara Putra, Penglingsir Puri Agung Blahbatuh Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana, Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Ngurah Ugrasena serta beberapa tokoh Puri lainnya.

Mantan Gubernur Bali Mangku Pastika juga turut menyampaikan dukungan terhadap pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.

"Bali ini pulau kecil, jadi harus ada penyeimbangnya yaitu dalam bentuk infrastruktur, salah satunya Bandara Bali Utara. Saat saya jadi gubernur, dalam RPJMD 2009, sudah saya cantumkan terkait Bandara Bali Utara ini," katanya.