Wapres Gibran Minta Peresmian Benteng Pendem Ngawi Dipercepat
NGAWI - Wakil Presiden RI (Wapres RI) Gibran Rakabuming Raka meminta peresmian Benteng Van Den Bosch atau dikenal sebagai Benteng Pendem Ngawi yang ada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dipercepat agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono yang mendampingi kunjungan menyatakan bahwa Wakil Presiden Gibran memiliki perhatian khusus terhadap bangunan bersejarah. Seperti halnya dengan sejumlah bangunan di Kota Solo.
"Wapres peduli dengan bangunan bersejarah. Kali ini, Beliau melihat Benteng Van Den Bosch Ngawi untuk mengetahui langsung apakah prosesnya sudah selesai atau belum," ujar Adhy Karyono saat mendampingi Wapres di Benteng Pendem Ngawi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Minggu.
Baca juga:
Selain meninjau kondisi fisik bangunan, Gibran juga menginstruksikan agar persiapan peresmian Benteng Pendem yang telah selesai direnovasi dipercepat.
"Tadi beliau juga meminta agar persiapan peresmian segera dilakukan," kata Adhy.
Wapres Gibran juga berkoordinasi dengan Menteri Kebudayaan untuk mempertimbangkan restorasi lebih lanjut mengenai beberapa kemungkinan bagian bangunan agar bisa lebih dioptimalkan.
Pihaknya ingin agar bangunan cagar budaya tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dengan harga tiket masuk yang terjangkau.
"Bapak Wapres juga menanyakan sejak kapan dapat dikunjungi dan berapa harga tiket, serta menyampaikan bahwa harga tiket Rp10 ribu cukup murah agar masyarakat umum dapat menikmati bangunan bersejarah dengan mudah," kata Pj Gubernur Jatim.
Sementara itu, terkait pengelolaan Benteng Van Den Bosch, Pemkab Ngawi telah mengajukan permohonan hibah kepada Kementerian Pertahanan dan TNI AD. Selama ini bangunan benteng merupakan aset TNI AD, yakni Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 12.
Dengan pengajuan hibah tersebut, diharapkan pengelolaan Benteng Pendem dapat dikelola oleh pemerintah daerah agar pemeliharaan dan pengembangan dapat didanai dari APBD.
"Pemkab Ngawi sudah memohon kepada Kementerian Pertahanan, namun masih perlu dilakukan pembahasan mengenai pengalihan kepemilikan serta pemindahan markas Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 12 yang selama ini berada di lokasi tersebut," katanya.