Narsistik dan Percaya Diri, Apa Bedanya?

YOGYAKARTA – Narsistik dan percaya diri adalah dua jenis kepribadian yang kadang dipahami sama. Padahal keduanya punya perbedaan. Meskipun beda narsistik dan percaya diri cukup tipis, namun alangkah baiknya beda keduanya dipahami.

Mengetahui perbedaan narsistik dan rasa percaya diri adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan mental tetap terjaga.

Pengertian Narsistik dan Percaya Diri

Dilansir dari AI Care, narsistik adalah salah satu bentuk kepribadian yang disebut narcisstic personality disorder (NPD). Seseorang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik akan haus perhatian, pujian, hingga membutuhkan pengakuan dari orang lain. Kondisi ini akan memicu rangkauan perilaku yang sangat mengganggu salah satunya manipulatif.

Sedangkan percaya diri, dikutip dari situs resmi University of South Florida, adalah suatu sikap yang mempercayai kemampuan diri sendiri. Kepercayaan tersebut mencakup keterampilan, kondisi, dan masih banyak lagi.

Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai pandangan positif terhadap diri sendiri dengan mempertimbangkan tujuan yang realistis.

Perbedaan Narsistik dan Percaya Diri

Di beberapa hal, narsistik dan rasa percaya diri memang memiliki kesamaan. Namun, ada perbedaan yang mendasari keduanya. Perbedaan paling ketara dari narsistik dan percaya diri ada pada cara pandang terhadap diri sendiri dan orang lain. Cara pandang itu tentu berdampak pada perilaku yang dilakukannya.

Berikut ini beberapa perbedaan antara narsistik dan rasa percaya diri, dikutip dari thriveworks.

  1. Narsisme fokus ke diri sendiri, sedangkan rasa percaya diri tidak

Seseorang yang mengidap narsisme hanya akan fokus pada dirinya sendiri. Kepribadian ini akan selalu menganggap dirinya mutlak memiliki kesan baik. Orang ini tidak mampu melihat orang lain yang melampauinya. Berbeda dengan rasa percaya diri yang sehat.

Orang percaya diri memang akan fokus pada diri sendiri, namun ia tidak mengesampingkan orang lain yang ada di sekitarnya. Justru orang percaya diri akan lebih peduli dengan kebutuhan orang di sekitarnya.

  1. Dambaan atas Penegasan

Orang yang memiliki rasa percaya diri memang butuh penegasan dan dorongan dari orang lain, namun kebutuhan tersebut tidak selalu muncul. Percaya diri justru dibutuhkan untuk membangun keseimbangan emosi tanpa menghiraukan pendapat orang lain.

Sedangkan perilaku narsistik dan ganggguan kepribadian narsistik justru mewajarkan dorongan dan perhatian dari orang lain.

  1. Hubungannya dengan Orang Lain

Orang yang percaya diri akan melihat kesuksesan orang lain saat mencapai tujuannya sebagai motivasi untuk mereka. Hal itu terjadi karena rasa percaya diri tidak akan goyah dengan keberhasilan orang lain. Sebaliknya, ia malah terdorong dari keberhasilan tersebut.

Berbeda dengan narsisme yang menganggap keberhasilan orang lain sebagai sesuatu yang mengancam. Orang narsistik justru akan mendorong orang lain untuk bertindak sesuai keinginannya, termasuk merendahkan mereka.

  1. Cara Pandang Terhadap Kesalahan

Mengakui kesalahan dan kekeliruan adalah hal wajar bagi orang yang percaya diri. Berbeda dengan orang dengan gangguan narsistik yang merasa kesalahan mereka tidak perlu diakui. Gangguan narsistik selalu menganggap dirinya sempurna.

  1. Narsisme Menumbuhkan Pikiran Sempit, Kepercayaan Diri Menumbuhkan Perspektif

Rasa percaya diri yang sehat memungkinkan seseorang memandang dirinya sebagai bagian terkecil dari sistem yang besar. Sedangkan orang dengan gangguan NPD memandang dirinya sebagai pusat dari segala sesuatu.

Itulah informasi terkait narsistik dan percaya diri. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.