Mengenal Tari Tradisional NTT dan Keberagaman Budayanya yang Eksotik

JAKARTA - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keragaman suku dan budaya . Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian adatnya masing-masing. Tarian di tiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, mulai dari gerakan, kostum, hingga penarinya.

Tarian daerah atau tradisional syarat akan nilai lokal. Setiap tarian berisi kepercayaan, geografis, historis , dan sosial masyarakat di tiap daerah. Bisa dibayangkan bagaimana kekayaan tarian Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Artikel kali ini akan menyajikan tarian-tarian dari salah satu daerah di Indonesia timur, yakni Nusa Tenggara Timur . Kebudayaan NTT yang terkenal eksotis dan elok. Karena terdiri dari gugusan pulau, provinsi ini memiliki suku yang bervariasi. Hal itulah yang menyebabkan adanya 21 tarian daerah NTT.

Untuk mengenal lebih jauh, mari kita lihat beberapa tarian Nusa Tenggara Timur berikut ini.

Tari Kebalai dari Rote

Tarian ini merupakan hasil kebudayaan dari masyarakat di Rote. Tarian ini dipertunjukan dalam sebuah acara setelah proses pemakanan adat. Tari Kebalai dilakukan oleh banyak orang karena sifatnya masal, semua usia boleh bergabung.

Ketika melakukan tarian ini, masyarakat berkumpul membentuk lingkaran. Mereka menari sambil mengikuti lantunan syair dari Manahelo dan Masimba. Dua nama tersebut merupakan julukan bagi penutur syair. Gerakan kaki jadi yang paling mendominasi pada tarian ini.

Tarian Kebalai berfungsi untuk menghibur keluarga yang sedang dilanda duka. Selain itu, tarian ini juga berguna untuk mempererat kebersamaan, hubungan sosial, serta persatuan.

Eksistensi Tari Kebalai masih bisa ditemukan sampai sekarang. Masyarakat Rote masih melestarikannya dan mengenalkannya kepada masyarakat luar. Untuk dapat tetap bertahan di era perkembangan zaman. Masuarakat Rote memadukan tarian ini dalam acara-acara festival budaya.

Tari Caci dari Manggarai

Tarian tradisional khas NTT yang terkenal lainnya adalah Tari Caci. Tarian Caci berasal dari Manggarai. Tarian ini memuat unsur beladiri atau adu fisik. Masyarakat NTT biasanya menggelar tarian ini pada musim panen sebagai bentuk syukur atas limpahan hasil bumi.

Tari Caci dilakukan oleh dua orang penari, yang biasanya adalah laki-laki. Kedua penari tertsebut mengenakan pakaian seperti pakaian prajurit dan melakukan pertarungan. Pakaian tersebut berupa penutup kepala atau topeng yang terbuat dari kulit kerbau.  

Para penari membawa senjata berupa cambuk dan perisai. Mereka akan bertarung dengan iringan gong, gendang, dan nyanyian Neggo/dare dari para pendukung. Selain ditarikan saat panen, Tari Caci juga digunakan untuk upacara adat yang lainny.

Tari Lego dari Alor

Tari Lego merupakan tari tradisional NTT yang unik. Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Suku Abui, yang tinggal di Alor. Penari dalam tarian ini tidak memiliki batasan jumlah, seperti kelompok, sepasang, atau beberapa orang saja.

Tari Lego dilakukan secara masal. Semua orang yang ada di tempat penyelenggaraan acara menjadi penari. Para penari akan berkumpul, lalu bergandengan tangan. Di tengah-tengan lingkaran terdapat susuan tiga batu (Mesbah). Mesbah menjadi benda yan sakral bagi Suku Abuy.

Para penari memakai pakaian adat yang cukup menarik. Kaki mereka dipasangi dengan gelang perak. Gelang tersebut akan menghasilkan bunyi gemerincing saat penari bergerak lincah. Saat pementasan, masyarakat juga akan melantunkan pantun dan lagu berbahasa daerah.

Keunikan lain tari ini adalah durasi pelaksanaannya. Tari Lego dipentaskan selama semalam suntuk. Tari ini menjadi perlambang kekuatan dan persatuan masyarakat Suku Abui.

Tari Cerana dari Kupang

NTT memiliki tarian penyambutan tamu yang cukup terkenal, bernama Tari Cerana.Tari ini identik dengan simbol sajian sirih dan pinang. Ada makna mendalam dari sajian tersebut, yang memiliki arti penerimaan.

Tari Cerana biasanya dilakukan oleh 6 penari wanita dan satu orang penari pria yang memakai pakaian adat. Penari wanita akan melenggak-lenggok dengan gerakan lembut gemulai. Sementara penari pria membawa sirih dan pinang dengan gerakan gagah. Penari wanita akan mengiringi penari pria untuk menghantarkan sajian kepada tamu undangan.

Tari Kataga dari Sumba Barat

Tari tradisional NTT satu ini merupakan jenis tarian perang. Tari Kataga berasal dari Sumba Barat. Kini tarian ini digunakan dipentaskan saat pertunjukan seni budaya dan penyambutan tamu. Tari Kataga diperagakan oleh 8 orang penari pira yang memakai pakaian adat Sumba.

8 orang tersebut menari sambil membawa perlengkapan perang, berupa pedang dan perisai. Penari juga mengenakan ikat kepala dan lonceng kecil yang dipasang pada badan penari. Gemerincing lonceng tersebut akan menambah meriah pertunjukan tari. Alat musik gong juga menambah suasana menjadi lebih menegangkan.

Tari Gawi

Tari Gawi merupakan tarian adat dari Suku Ende Lio. Tarian ini dipentaskan untuk menyampaikan ucapan syukur atas limpahan rahmat yang diberikan oleh tuhan. Kata  ‘ga’ memiliki arti segan atau sungkan. Sedangkan kata ‘wi’ berarti menarik. Kedua kata tersebut jika digabungkan memiliki makna menyatukan diri dengan yang maha kuasa.

Tari ini sudah dilakukan sejak zaman leluhur masyarakat Suku Ende Lio. Menurut catatan sejarah yang ditemukan, dulunya tarian ini dipentaskan saat penutup acara adat. Hal itu menandakan bahwa Tari Gawi ditampilkan untuk menyampaikan rasa syukur.

Tari Gawi dilakukan secara masal. Para penari membentuk posisi lingkaran dan saling bergandengan tangan. Tarian ini biasanya dipentaskan pada saat upacara panen, pengangkatan kepala adat, pembangunan rumah, serta acara adat lainnya.

Tari Rangkuk Alu

Tari Rangkuk Alu merupakan tarian yang berunsur permainan tradisional. Tarian ini berasal dari Manggarai, Flores. Awal terciptanya tari ini berasal dari permainan tradisional yang bernama rangkuk alu.

Rangku alu merupakan permainan tradisional yang menggunakan alat berbahan bambu. Permainan ini memakai empat bilah bambu. Empat orang pemain akan jongkok dan mengerakan bambu, saling bersilangan. Semantar pemain yang lainnya akan berada di tengah-tengah bambu dan melompat-lompat di sela-sela bambu.

Gerakan tari rangkuk alu sama seperti konsep permainannya. Seperti permainan tradisional pada umumnya, tari ini bermanfaat untuk melatih kelincahan, keseimbangan, dan sensitivitas.  Selain itu, tarian ini juga memuat nilai-nilai spiritual dan filosofis sesuai kepercayaan masyarakatnya.

Itu tadi beberapa jenis tarian dari Nusa Tenggara Timur. Setiap tarian memiliki fungsinya masing-masing. Tarian-tarian tersebut menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Masyarakat NTT masih melestarikan tarian tradisional tersebut sampai sekarang dan dipadukan dengan kebudayaan modern.

*Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI.

BERNAS Lainnya

另请阅读:


- https://voi.id/bernas/46275/kri-rigel-kapal-canggih-tni-al-yang-diandalkan-dalam-pencarian-kri-nanggala-402

- https://voi.id/bernas/45988/i-hikayat-pohon-ganja-i-dan-buku-marijuana-lain-milik-jeff-smith

- https://voi.id/bernas/46253/tahu-kembar-siam-lebih-dalam-penyebab-jenis-gejala-hingga-jumlah-kasus-di-indonesia

- https://voi.id/bernas/46303/refleksi-hari-bumi-menyadari-planet-ini-terancam-tak-layak-huni

- https://voi.id/bernas/46087/syarat-bisa-masuk-daftar-forbes-30-under-30-seperti-maudy-ayunda-jerome-polin-dan-lainnya

[/Lihat juga]