Intelijen Korsel Sebut Korut Kemungkinan Lakukan Uji Coba Nuklir Setelah Pilpres AS
JAKARTA - Otoritas intelijen Korea Selatan menilai, Korea Utara mungkin melakukan uji coba nuklir setelah pemilihan Presiden Amerika Serikat yang digelar November mendatang.
Badan Intelijen Nasional (NIS) membuat penilaian kepada komite intelijen parlemen pada Hari Kamis, dengan mengatakan Pyongyang memiliki pilihan lain, seperti uji coba rudal balistik antarbenua, menurut anggota parlemen Lee Seong-Kweun dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan Park Sun-won dari oposisi utama Partai Demokrat Korea.
NIS juga melaporkan, Korea Utara memiliki sekitar 70 kilogram plutonium dan sejumlah besar uranium yang diperkaya tinggi (HEU), yang cukup untuk membuat setidaknya dua digit senjata nuklir.
Badan tersebut mengatakan, Korea Utara tampaknya memikirkan Pemilu AS ketika mengungkapkan fasilitas HEU untuk pertama kalinya awal bulan ini.
Pengungkapan tersebut juga dapat ditujukan untuk menanamkan kepercayaan pada masyarakat domestik yang berjuang dengan ekonomi negara yang melumpuhkan, NIS melaporkan.
"Secara eksternal, hal itu dapat diartikan sebagai langkah yang dilakukan AS menjelang pemilihan presidennya, sementara secara internal hal itu tampaknya merupakan upaya untuk meningkatkan kepercayaan di antara penduduk di tengah situasi ekonomi yang sangat buruk," kata Lee, dikutip dari The Korea Times 26 September.
Awal bulan ini, media pemerintah Korea Utara secara terbuka mengungkapkan rincian fasilitas pengayaan uraniumnya untuk pertama kalinya dalam bentuk kunjungan Pemimpin Kim Jong-un ke sana, tetapi tidak mengungkapkan lokasi fasilitas atau tanggal kunjungan Pemimpin Kim.
Baca juga:
- Kelompok Muslim AS Pilih Dukung Kamala Harris Meski Tidak Setuju Mengenai Kebijakan Perang di Gaza
- Pentagon Tegaskan AS Tidak Memberikan Dukungan Intelijen kepada Israel untuk Operasi di Lebanon
- Peringatkan Kenaikan Permukaan Laut Adalah Alarm Dunia, Menlu Retno: Jangan Tunda Lagi, Bertindak Sekarang
- Presiden Putin Ingatkan Barat, Rusia akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diserang dengan Rudal Konvensional
Mengenai lokasi fasilitas tersebut, NIS mengatakan kemungkinan besar adalah kompleks nuklir Kangson di dekat Pyongyang, meskipun sulit untuk memberikan jawaban yang pasti.
Badan tersebut mengatakan, uji coba peluncuran rudal balistik taktis baru oleh Korea Utara pada 18 September ditujukan untuk memverifikasi kemampuan serangan presisinya. Salah satu dari dua rudal yang ditembakkan berhasil mencapai sasaran, kata NIS, menyebutnya sebagai "sedikit peningkatan dari sebelumnya."