Volume Perdagangan Dogecoin Melejit 87%, Harga Masih Tertekan
JAKARTA - Dogecoin (DOGE), aset kripto bertema anjing yang awalnya dibuat sebagai lelucon, mencatat peningkatan signifikan dalam volume perdagangan. Menurut data dari CoinGlass, volume perdagangan Dogecoin melonjak hingga 87%. Namun, meski volume perdagangan mengalami lonjakan, harga DOGE justru turun 5,20% dalam 24 jam terakhir, menunjukkan ketidakpastian yang masih melanda pasar kripto.
Minggu ini, harga Dogecoin kehilangan sekitar 7%, menandakan sentimen negatif yang melanda investor, ditambah dengan koreksi pasar saham. Meskipun DOGE menunjukkan peningkatan volume perdagangan yang mengesankan, harga tetap tidak mampu menembus resistansi penting dan malah terus tertekan. Penurunan harga ini tidak hanya mengecewakan para investor, tetapi juga menunjukkan bahwa peningkatan volume perdagangan belum cukup kuat untuk membalikkan tren bearish yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Sosok CEO Tesla, Elon Musk, yang dulu sering memicu lonjakan harga Dogecoin melalui cuitannya, kali ini tidak memberikan dampak signifikan. Meski Musk sempat menarik perhatian komunitas kripto dengan sebuah komentar di media sosial X (sebelumnya Twitter), interaksi terkait Dogecoin tak mampu mengangkat harga secara signifikan. Pada tahun 2021, komentar Elon Musk pernah mendorong harga Dogecoin melonjak 339% hingga mencapai 0,032642 Dolar AS (Rp503). Puncak tertinggi DOGE terjadi pada 8 Mei 2021, saat harga menyentuh 0,682 Dolar AS (Rp10.526). Namun, endorsement dari Musk tampaknya kini kurang mampu memicu lonjakan serupa.
Penurunan harga signifikan atau “losing a zero” menjadi pukulan telak bagi para investor Dogecoin. Dengan kondisi pasar yang bergerak menuju zona “extreme fear,” para investor optimis (bulls) harus bersabar dan menunggu momen yang tepat untuk kembali ke pasar. Saat ini, Dogecoin terus berjuang untuk menembus level resistansi penting, dengan tren penurunan yang didukung oleh indikator teknikal seperti 200-day EMA yang masih jauh di atas harga saat ini. Ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, sentimen bearish terhadap DOGE masih mendominasi pasar.