Normalisasi Terusan Suez Berkejaran dengan Ancaman Lonjakan Harga Minyak

JAKARTA - Harga minyak melonjak lebih dari empat persen pada akhir perdagangan Jumat, 26 Maret. Hal itu terjadi di tengah tertutupnya Terusan Suez akibat kontainer raksasa.

Pasar khawatir pasokan global minyak mentah dan produk olahan dapat terganggu selama berminggu-minggu ketika para pekerja mencoba mengeluarkan kapal kontainer raksasa yang memblokir Terusan Suez.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 2,62 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi menetap di 64,57 dolar AS per barel, setelah anjlok 3,8 persen pada Kamis, 25 Maret.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei menguat 2,41 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi ditutup di 60,97 dolar AS per barel, setelah jatuh 4,3 persen sehari sebelumnya.

Brent naik 0,1 persen selama seminggu terakhir, sementara WTI turun 0,7 persen, merupakan kerugian mingguan ketiga.

Kenaikan harga minyak Jumat, 26 Maret adalah rebound dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran bahwa penguncian baru virus corona di Eropa akan mengganggu permintaan.

Perdagangan minyak bergejolak

Perdagangan minyak bergejolak minggu ini. Para pedagang mempertimbangkan potensi dampak kemacetan di Terusan Suez yang terjadi pada Kamis, 25 Maret terhadap dampak penguncian baru virus corona.

“Hari ini pasar kembali naik karena para pedagang yang berubah pikiran memutuskan bahwa blokade Terusan Suez sebenarnya menjadi lebih signifikan untuk aliran minyak dan pengiriman pasokan daripada yang mereka simpulkan sebelumnya,” kata Paola Rodriguez Masiu, wakil presiden pasar minyak Rystad Energy.

Terusan Suez pada Jumat, 26 Maret meningkatkan upaya untuk membebaskan kapal besar yang kandas, setelah upaya sebelumnya gagal. Upaya pembebasannya bisa memakan waktu berminggu-minggu, dengan kemungkinan komplikasi akibat cuaca yang tidak stabil.

Dari 39,2 juta barel per hari (bph) dari total minyak mentah yang diangkut melalui laut pada 2020, sebanyak 1,74 juta bph melewati Terusan Suez, menurut perusahaan intelijen data Kpler. Selain itu, 1,54 juta bph produk minyak sulingan mengalir melalui kanal tersebut, sekitar 9,0 persen dari perdagangan produk minyak lewat laut global, kata Kpler.

Pada Jumat, 25 Maret, ada sepuluh kapal menunggu di pintu masuk Terusan Suez yang membawa sekitar sepuluh juta barel minyak, kata Kpler. Terguncang oleh penyumbatan di Terusan Suez, tarif pengiriman tanker produk minyak hampir dua kali lipat minggu ini, dan beberapa kapal dialihkan.

Pasar minyak juga terangkat oleh kekhawatiran atas meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah. Pasukan Houthi Yaman pada Jumat, 25 Maret mengatakan mereka melancarkan serangan terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki Saudi Aramco.

Harga juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ akan mempertahankan produksi yang lebih rendah.

Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan OPEC+ mempertahankan produksi tidak berubah untuk Mei ketika kelompok itu bertemu minggu depan, "dengan kenaikan sebesar 3,4 juta barel per hari diperkirakan pada September."

Bertindak seminggu menjelang pertemuan OPEC+, Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) telah memperdalam pemotongan pasokan minyak mentah ke pelanggan Asia pada Juni menjadi 10-15 persen dari 5-15 persen pada Mei, beberapa sumber mengatakan.

Di Amerika Serikat, jumlah rig pengeboran minyak naik enam rig minggu ini menjadi 324 rig, data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan.

Namun, potensi dampak negatif pada permintaan dari pandemi virus corona masih membayangi. Gelombang ketiga virus corona Jerman dapat berubah menjadi yang terburuk sejauh ini dan 100.000 infeksi harian baru tidak mustahil, kata kepala Institut Robert Koch Jerman (RKI).

*Baca Informasi lain soal BERITA INTERNASIONAL atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

BERNAS Lainnya