Usai Dirilis, Gim Black Myth Mampu Mengumpulkan 2.1 Juta Pemain dalam 24 Jam
JAKARTA - Komunitas gim video Tiongkok dan internasional dalam sepekan terakhir dihebohkan oleh seorang monyet antropomorfik. Monyet itu menjadi tokoh utama sebuah permainan yang baru saja dirilis di negeri tirai bambu. Kehebohan pertama dimulai saat tokoh monyet yang bernama Wukong mengirimi daftar topik yang wajib dihindari para pemain gim.
Kehebohan kedua, dalam waktu 24 jam sejak dirilis ke publik, gim ini mampu menduduki posisi kedua di platform streaming Steam. Pasalnya, gim yang berjudul Black Myth berhasil mengumpulkan 2,1 juta pemain yang main bersamaan dan menjual lebih dari 4,5 juta kopi.
Gim ini lahir dari novel klasik China abad ke-16 Journey to the West. Black Myth: Wukong adalah gim aksi pemain tunggal yang memungkinkan pemain berperan sebagai "Yang Ditakdirkan" - seekor monyet antropomorfik dengan kekuatan supranatural.
Baca juga:
Sebagian masyarakat Tiongkok menilai novel Journey to the West berhasil memperkenalkan kebudayaan China kepada dunia internasional. Dilansir dari BBC, gim ini diperkenalkan pertama kali pada bulan Agustus, 2020. Namun baru dirilis resmi pada hari Selasa, 19 Agustus 2024.
Peneliti dampak sosial politik dan ekonomi media digital Tiongkok dari Universitas RMIT Australia, Haiqing Yu mengatakan banyak faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan gim tersebut.
"Grafik kelas atas, desain gim yang canggih, dan sensasi yang membara semuanya berkontribusi pada keberhasilannya - begitu pula ukuran komunitas gim Tiongkok, yang merupakan komunitas gim terbesar di dunia," jelas Yu kepada BBC dan dikutip VOI, Minggu, 25 Agustus.
“Ini bukan sekadar gim Tiongkok yang menyasar pasar Tiongkok atau dunia yang berbahasa Tiongkok,” tambahnya.
Video yang diunggah di TikTok setelah perilisan Black Myth memperlihatkan para turis membanjiri kuil dan tempat suci yang ditampilkan dalam gim tersebut, yang oleh salah satu pengguna X disebut sebagai “contoh sukses penemuan kembali budaya”.
"Jika berbicara tentang media digital dan platform komunikasi Tiongkok, tentu saja orang tidak dapat menghindari pembicaraan tentang penyensoran," katanya. "Black Myth adalah... contoh bagaimana cara menceritakan kisah Tiongkok dengan baik, dan bagaimana cara memperluas pengaruh budaya Tiongkok secara global. Saya tidak melihat adanya penyensoran di sana.”tandasnya.
Niko Partners, sebuah perusahaan yang meneliti dan menganalisis pasar dan konsumen video game di Asia, menegaskan Black Myth “membantu memamerkan mitologi, tradisi, budaya, dan lokasi kehidupan nyata Tiongkok ke seluruh dunia”.