Buktikan Jadi Pemain Serbabisa, Kai Havertz Banjir Pujian
JAKARTA - Kai Havertz langsung dihujani kritik ketika tiba di Arsenal dari Chelsea pada Juni 2023 dengan mahar 65 juta pound.
Mikel Arteta memang memproyeksikan Havertz sebagai gelandang serang untuk memimpin serangan The Gunners.
Selama tiga musim bersama Chelsea, posisi itu sangat baik diperankan pemain 25 tahun tersebut, termasuk saat tampil untuk Timnas Jerman.
Namun, publik The Gunners tampaknya kurang paham dengan tugas yang diemban Havertz. Mereka bahkan membandingkan dengan Dimitar Berbatov yang notabene secara posisi berbeda.
Suporter Arsenal menyambut Havertz dengan harapan sang pemain juga moncer dalam urusan gol. Pada kenyataannya tugas pemain Jerman itu tak demikian.
Meski demikian, Havertz tak patah arang. Terpenting, ia melaksanakan tugasnya sesuai instruksi Arteta.
Selagi dia menjalankan perannya dan menerima segala macam kritik, Arteta tiba-tiba mengubah rencananya di tengah jalan seiring kerap cederanya Gabriel Jesus.
Sang striker bolak-balik ruang perawatan. Sebagai solusi, Arteta menggeser Havertz ke posisi ujung tombak alih-alih false nine.
Baca juga:
Terhitung ketika memasuki 2024, Havertz lebih sering diturunkan sebagai striker di semua ajang.
Buntutnya, transformasi itu membuahkan gol demi gol dari Havertz, yang sekaligus memuaskan ekspektasi para penggemar.
Sejak menjadi striker, Havertz mengemas sembilan gol dan tujuh assist sepanjang musim 2023/2024. Semua catatan itu ia cetak di Liga Inggris.
Transformasi positif itu menegaskan bahwa Kai Havertz merupakan pemain serbabisa.
Publik pun berbalik 180 derajat. Dari awalnya mencaci, kini melempar pujian. Apresiasi juga datang dari lingkungan sepak bola.
Joleon Lescott, legenda Manchester City, memuji kemampuan Havertz untuk beradaptasi dengan sukses setelah ide awal Arteta tidak berjalan sesuai rencana.
Lescott membela habis-habisan pemain 25 tahun itu dan berbalik mengkritik publik yang membuat perbandingan dengan Berbatov, pembahasan yang tidak adil.
"Ya, saya pikir (kritik) itu tidak adil. Saya yakin ketika mereka merekrutnya, saya tidak berpikir dia akan memiliki atau memainkan peran sesuai yang dia mainkan."
"Saya yakin dia akan penting bagi mereka. Saya pikir Arteta memiliki peran yang berbeda untuknya di awal. Itu tidak berjalan sesuai rencana. Kemudian Kai Havertz mampu menyesuaikan diri."
"Ya, saya pikir karena mereka menginginkan profil seorang penyerang, nomor sembilan, untuk memiliki tampilan dan citra tertentu. Namun, kami tidak memberinya penghargaan sebagai nomor sembilan."
"Jika Anda membandingkannya dengan gayanya, seperti atributnya, itu jauh berbeda dengan Berbatov," kata Lescott kepada The Sun.
Lescott lebih lanjut sangat terkesan dengan penampilan Havertz yang luar biasa. Bahkan, transformasi mulusnya membuat publik lupa bahwa dia sebenarnya adalah seorang gelandang serang.
"Dia mampu membawa bola dalam jarak yang jauh. Dia secara teknis sangat, sangat bagus. Dia mencetak gol. Dia selalu terlihat nyaman di depan gawang."
"Jadi, ya, saya pikir karena dia pernah bermain di posisi gelandang serang, hal itu menghalangi daya tariknya untuk tampil seperti pemain nomor sembilan."
"Anda harus menghormati. Dia tidak bermain untuk Arsenal atau Jerman di Piala Eropa sebagai pemain nomor sembilan. Namun, dia mampu melakukannya dengan baik," tutur Lescott lagi.
Havertz luar biasa musim lalu, baik sebagai gelandang serang maupun penyerang. Namun, publik telanjur berekspektasi bahwa pemain 25 tahun didatangkan untuk mencetak gol saja.
Alhasil, Havertz tak mendapat sambutan menyenangkan di awal penampilannya untuk Arsenal.
Padahal, jika dilihat statistik, penampilan Havertz sebagai gelandang serang juga apik. Dia sanggup mengemas empat gol di ajang resmi, satu di Liga Champions dan tiga sisanya di Liga Inggris.
Meski Havertz bermain bagus ketika digeser ke depan, Arsenal tetap perlu menambah amunisi penyerang.
Soalnya, The Gunners cuma punya Eddie Nketiah dan Gabriel Jesus di pos ujung tombak. Jumlah itu tentu bakal menjadi masalah di kemudian hari.
Untuk saat ini, menurut Lescott, Arsenal sebetulnya tidak terlalu membutuhkan striker mengingat mereka masih bisa bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Inggris 2023/2024 dengan komposisi yang ada.
"Saya pikir mudah untuk menyarankan bahwa (Arsenal membutuhkan penyerang). Namun, apakah ada banyak yang tersedia dan menjamin Anda akan mendapatkan gol yang mereka butuhkan?"
"Saya yakin penyerang memberi Anda jenis gol yang berbeda. Apakah itu memberi Anda lebih banyak gol daripada Havertz yang menurut saya luar biasa musim lalu?"
"Saya pikir penyerang punya cara berbeda untuk memanfaatkan peluang yang sebenarnya tidak ada. Saya pikir penyerang pada umumnya ingin melihat gol dan ingin melihat posisi yang sempurna."
"Saya pikir penyerang akan membawa elemen yang berbeda ke dalamnya. Namun, sekali lagi, Anda harus memperkuat skuad, memperkuat tim Anda itu penting."
"Menjadi spesifik pada suatu posisi agak kasar. Sebetulnya, mereka tidak kehilangan gelar hanya karena tidak memiliki penyerang."
"Mereka sudah cukup berusaha untuk memenangi pertandingan dan mencetak gol. Jadi, Arteta hanya menemukan alternatif untuk hal-hal kecil yang menurutnya dibutuhkannya," tutur Lescott.
Kai Havertz total sudah mengemas 13 gol dan tujuh assist dalam 37 pertandingan di Liga Inggris musim lalu. Catatan itu ditambah satu gol yang ia buat dalam 10 laga Liga Champions.