3 Tanda Pubertas Anak Laki-laki, Orang Tua Wajib Tahu
JAKARTA - Masa pubertas harus dilalui oleh setiap anak supaya menjadi dewasa. Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder dan adanya pacu tumbuh.
Pubertas pada anak laki-laki terjadi pada rentang usia 10−14 tahun. Sementara itu, pubertas pada anak perempuan terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun.
Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang lebih cepat pada usia lebih muda. Pubertas dini bisa terjadi ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak laki-laki berusia kurang dari 9 tahun, sedangkan pada perempuan muncul di bawah usia 8 tahun. Berikut 3 tanda pubertas pada anak laki-laki.
Ukuran Alat Kelamin Membesar
Dilansir dari laman National Institutes of Health, untuk anak laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis. Tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tetapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 11-12 tahun.
Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak bahwa setiap laki-laki bisa mengalami perkembangan testis dan penis yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain.
Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran testis juga tidak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal. Meski demikian, disarankan bagi anak laki-laki yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi penis dan testis secara teratur, misalnya ketika sedang mandi. Jika ada benjolan, perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk konsultasi ke dokter.
Baca juga:
Mengalami Mimpi Basah
Selama masa pubertas, anak laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testosteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.
Tumbuh Rambut pada Daerah Kemaluan, Wajah, dan Ketiak
Anak laki-laki akan mengalami pertumbuhan rambut-rambut halus di sekitar kemaluan, wajah, dan ketiak ketika masa pubertas.
Suara Menjadi Lebih Berat
Pada masa pubertas juga terjadi pembesaran ukuran laring (tempat pita suara) yang akan membuat suara anak laki-laki terdengar lebih berat. Hal ini terjadi karena terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan dan biasanya terjadi pada rentang usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun ke atas.