Arab Saudi: 1.301 Orang Meninggal Saat Ibadah Haji
JAKARTA - Arab Saudi mengatakan lebih dari 1.300 orang meninggal pada ibadah haji tahun ini – dengan “banyak kasus” karena cuaca panas ekstrem dan perjalanan ilegal yang menyebabkan lebih dari empat dari lima kematian.
“Sistem kesehatan menangani banyak kasus tekanan panas tahun ini, dan beberapa orang masih dalam perawatan. Sayangnya, jumlah kematian mencapai 1.301,” kata pemerintah Saudi dalam pernyataan saat merilis angka resmi pertamanya dilansir dari CNN, Senin, 24 Juni.
Pernyataan tersebut mengatakan 83 persen dari mereka yang meninggal “tidak memiliki izin untuk menunaikan ibadah haji” dan “berjalan jauh di bawah sinar matahari langsung, tanpa tempat berlindung atau kenyamanan yang memadai.”
Ada “beberapa orang lanjut usia dan orang yang sakit kronis” di antara korban meninggal, katanya, seraya menambahkan keluarga dari semua korban meninggal kini telah diidentifikasi.
Panas ekstrem disebut-sebut sebagai faktor utama di balik ratusan kematian dan cedera yang dilaporkan tahun ini selama ibadah haji. Makkah, kota suci yang menjadi pusat jamaah haji, mengalami suhu yang melonjak hingga mencapai rekor 125 derajat Fahrenheit pada Senin.
Berbagai pihak berwenang juga mengatakan permasalahan ini diperburuk dengan banyaknya ziarah tidak resmi.
Arab Saudi mewajibkan setiap jamaah untuk memperoleh salah satu dari 1,8 juta izin yang tersedia untuk mengakses Mekkah secara legal.
Lisensi ini dapat menelan biaya beberapa ribu dolar AS. Peziarah yang tidak memiliki izin biasanya tidak melakukan perjalanan dengan bus wisata terorganisir yang dilengkapi AC atau akses mudah terhadap persediaan air dan makanan.
Baca juga:
- Warga Paris Ancam Buang Air Besar di Sungai Seine Protes Limbah Jelang Olimpiade 2024
- Lagi Asyik Tidur, Pria Thailand Ini Terbangun Saat Ular Kobra Masuk ke Celana Boxer
- Pejabat Militer Korea Utara Kritik AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina
- 124 Orang Terluka Akibat Serangan Rudal Ukraina di Sevastopol Rusia
Pemerintah Saudi juga tampaknya berpendapat banyak perjalanan yang tidak sah menjadi faktor lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan angka kematian resmi karena hal ini mempersulit proses identifikasi.
“Identifikasi selesai, meskipun pada awalnya tidak ada informasi pribadi atau dokumen identifikasi. Proses yang tepat diikuti untuk identifikasi, penguburan, dan penghormatan terhadap almarhum, dengan sertifikat kematian diberikan,” kata pernyataan itu.
Beberapa jamaah menyesalkan buruknya infrastruktur dan penyelenggaraan haji tahun ini. Bahkan peziarah dalam tur resmi menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan-jalan di luar ruangan di tengah panas terik.