Rupiah Berpotensi Lanjutkan Penguatan di saat Dolar AS Loyo

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024 diperkirakan akan kembali bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 7 Juni 2024, Kurs rupiah spot di tutup menguat 0,42 persen ke level Rp16.195 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,37 persen ke level harga Rp16.218 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan sentimen terhadap aset-aset berbasis risiko membaik minggu ini menyusul penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada.

"Greenback terpukul oleh lemahnya data perekonomian, terutama pada sektor tenaga kerja, yang meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan semakin percaya diri untuk memangkas suku bunga tahun ini," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 10 Juni.

Ibrahim menyampaikan para pedagang meningkatkan taruhan mereka pada pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.

Selain itu, The Fed juga akan mengadakan pertemuan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan pasar saat ini menunggu komentar gubernur bank sentral yang akan dijadikan sebagia patokan kedepan tentang apakah akan mempertahankan suku bunga atau menurunkan suku bunga di bulan september.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa RI sebesar 139 miliar dolar AS atau setara Rp2.254,8 triliun (kurs Rp16.222/dolarAS) pada akhir Mei 2024. Posisi tersebut naik sebesar 2,8 miliar dolar AS atau Rp45 triliun jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar US$136,2 miliar dolar AS.

Perkembangan cadangan devisa pada Mei 2024 tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, juga penerbitan global bond pemerintah. Posisi cadangan devisa pada Mei 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Di sisi lain, permintaan dolar AS memasuki musim Haji cenderung meningkat untuk pembayaran kegiatan Haji. Hal ini berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.

Lebih lanjut, permintaan Dolar AS saat pembagian dividen dan kupon kepada nonresiden, serta pembayaran pokok utang juga berpotensi mendorong penurunan cadangan devisa.

Posisi cadangan devisa itu juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI memandang cadangan devisa ke depan akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.

Hal ini juga seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.140 - Rp16.230 per dolar AS.