Robert Kiyosaki: Obligasi Adalah ‘Kebohongan Besar’, Bitcoin Adalah Masa Depan
JAKARTA - Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal “Rich Dad Poor Dad,” memberikan pandangan yang mengejutkan. Ia menyatakan bahwa obligasi, yang selama ini dianggap sebagai investasi yang aman, sebenarnya adalah “kebohongan besar.” Kiyosaki, yang dikenal sebagai pendukung Bitcoin, menyarankan bahwa aset kripto ini adalah strategi investasi yang lebih aman dan masa depan keuangan.
Kiyosaki mengkritik perencana keuangan yang menyesatkan investor dengan mempromosikan obligasi sebagai investasi yang aman. Ia memperingatkan bahwa bahkan obligasi dengan peringkat AAA pun berisiko crash, terutama karena krisis yang mengintai di pasar real estat komersial. Menurutnya, crash yang mengintai ini akan menyebabkan kerugian besar bagi banyak orang, termasuk mereka yang dianggap sebagai investor “sophisticated.”
Baca juga:
Bitcoin: Investasi Masa Depan
Sebagai alternatif, Kiyosaki mempromosikan Bitcoin sebagai komponen penting dari strategi investasi yang aman. Ia menyarankan bahwa nilai emas, perak, dan Bitcoin akan melonjak, mendorong investor untuk mempertimbangkan kembali di mana mereka meletakkan kepercayaan dan modal mereka. Dikutip dari CryptoPotato, “Lebih baik masuk ke aset riil yang lebih aman seperti emas, perak, dan Bitcoin sebelum harganya meledak,” ujar Kiyosaki.
Menariknya, Kiyosaki juga merujuk pada prediksi analis keuangan Harry Dent tentang crash “semua hal” yang akan datang, yang dapat sangat memengaruhi Generasi Baby Boom. Dent memprediksi bahwa Bitcoin akan kembali ke 200 dolar AS per koin, namun Kiyosaki melihat potensi downturn ini sebagai peluang untuk memperoleh Bitcoin dengan harga yang rendah, percaya bahwa mereka yang siap dan memegang aset ini akan muncul sebagai multi-miliarder atau bahkan miliarder.
Pandangan Kiyosaki tentang obligasi dan Bitcoin mencerminkan tren global saat ini. Di pasar obligasi internasional, terutama di Asia, terdapat tantangan seperti tingginya suku bunga global dan ketegangan geopolitik yang mempengaruhi pasar obligasi. Sementara itu, prediksi harga Bitcoin menunjukkan kenaikan yang signifikan, dengan beberapa analis memperkirakan bahwa Bitcoin dapat mencapai 87,875 Dolar AS (sekitar Rp1,2 miliar) pada Juni 2024.