Aliran Modal Asing Masuk, BI Terus Upayakan Rupiah Turun di Bawah Rp16.000 per Dolar AS

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan terus berupaya menekan pelemahan nilai tukar rupiah hingga di bawah Rp16.000 per dolar AS. Salah satu pendorongnya mulai kembali masuknya aliran modal asing atau capital inflow ke pasar keuangan Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pergerakan nilai tukar rupiah saat ini cenderung lebih moderat seiring masuknya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, baik ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

"Nilai tukar rupiah waktu kita mengambil keputusan kebijakan moneter, RDG (Rapat Dewan Gubernur bulan April 2024), itu sekitar Rp16.300-an, sekarang sekitar Rp16.000. Dengan aliran modal asing masuk, supply dolar kita menjadi bertambah dan konfiden investor pasar semakin kuat. Oleh karena itu ini bisa memperkuat nilai tukar rupiah, dan kita sedang upayakan akan turun dibawah Rp16.000,” jelasnya dalam media briefing perkembangan ekonomi terkini, Rabu, 8 Mei.

Adapun, aliran modal asing yang kembali masuk atau capital inflow pada keuangan domestik hingga pekan kedua Mei 2024 sebesar Rp22,84 triliun.

Perry menyampaikan terdapat aliran modal asing yang kembali masuk ke dalam negeri setelah suku bunga acuan atau BI-Rate naik pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024 lalu.

Menurut Perry masuknya aliran modal asing tersebut juga membuktikan bahwa pasar investor dalam negeri dan luar negeri menyambut positif dengan keputusan kenaikan BI-Rate dan kenaikan SRBI.

“Ini menunjukkan bahwa keputusan kita menaikan BI-Rate dan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) meningkatkan confident pasar sehingga menarik aliran modal portofolio,” ucapnya dalam media briefing perkembangan ekonomi terkini, Rabu 8 Mei.

Adapun Ia memerinci, aliran modal asing yang masuk di SRBI hingga minggu kedua bulan Mei 2024 mencapai Rp19,77 triliun, terdiri dari minggu pertama sebesar Rp16,19 triliun dan pada pekan kedua Mei 2024 Rp3,58 triliun.

Selanjutnya aliran masuk juga terjadi pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,1 triliun dengan rincian pada pekan pertama Mei 2024 sebesar Rp5,74 triliun dan Rp2,36 triliun pada pekan kedua Mei 2024.

Lebih lanjut, Perry menyampaikan terdapat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow pada saham. “Kalau saham minggu pertama dan kedua masih terjadi outflow Rp 5,03 triliun, sehingga total portfolio inflow minggu pertama dan kedua Mei 2024 jumlahnya Rp 22,84 triliun,” jelasnya.

Namun Perry meyakini kondisi saham kedepan akan lebih baik, berkaitan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih moderat ke depannya.

Selain itu, Perry menyampaikan aliran modal asing portfolio akan ditentukan oleh tiga hal pada cover interest rate parity (CIRP) yaitu yield differential, risk premium (premi risiko), dan prospek ekonomi.

“Dengan menaikkan BI-Rate dan SRBI, yield differential kita menjadi lebih menarik, dan itu mendorong aliran modal asing masuk,” ujar Perry.