Bahaya Awan Panas, Wilayah 6 Km dari Puncak Gunung Ruang Telah Dikosongkan
JAKARTA - Tim satgas gabungan penanganan bencana erupsi Gunung Api Ruang terus berupaya untuk menangani bencana erupsi yang telah mencapai level IV atau "awas" sejak Rabu pekan lalu. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama Pemerintah Kabupaten Sitaro telah mengosongkan wilayah dalam radius enam kilometer dari puncak gunung sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Evakuasi dilakukan tidak hanya ke wilayah radius aman, tetapi juga ke beberapa lokasi di luar Pulau Tagulandang seperti Kota Manado, Kota Bitung, dan Minahasa Utara. Fasilitas evakuasi disediakan oleh TNI AL dengan KRI Kakap 811, Basarnas dengan KM Bima Sena, dan ASDP dengan kapal ferry serta perahu motor milik warga.
Warga yang dievakuasi termasuk perantau, keluarga di kota-kota terdekat, hingga kelompok rentan seperti ibu hamil, lanjut usia, dan disabilitas. Semua upaya evakuasi dilakukan demi keselamatan dan keamanan warga.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan, tim satgas gabungan mendirikan dapur umum lapangan di beberapa lokasi pengungsian, seperti di Desa Apengsala. Dapur umum ini dikelola oleh Dinas Sosial bersama TNI. Selain itu, layanan dukungan psikososial juga disediakan untuk mendampingi anak-anak yang mengungsi.
Pos kesehatan telah didirikan di Gedung Gereja Betel Paninteang, Desa Lesah, dengan layanan kesehatan dan distribusi masker secara rutin menyusul erupsi yang masih terjadi.
TNI dan Polri berkolaborasi dalam pembersihan jalan-jalan dari material vulkanik yang mempengaruhi 363 unit rumah dan dua gereja. Posko induk didirikan di Desa Apengsala, kurang lebih 15 kilometer dari kaki Gunung Api Ruang sebagai pusat komando untuk koordinasi dan pelaporan.
Baca juga:
Tim satgas gabungan juga terus menyalurkan bantuan logistik dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsian. Bantuan yang disalurkan mencakup beras seberat 1,5 ton, 30 paket mie instan, 100 kaleng ikan sardin, 50 lembar masker, serta selimut, alat mandi, pembalut wanita, tikar, matras, dan obat-obatan dari Makodam XIII/MDK, Korem, dan instansi terkait lainnya.
Selanjutnya, bantuan lainnya mencakup 123 lembar tikar, 400 lembar selimut, dua lembar terpal, 2.000 lembar masker, 10 kg gula, serta kopi dan teh dari Pemda Kabupaten Sitaro. Dinas Sosial setempat juga menyumbangkan sembako, masker, dan selimut.
Kementerian Sosial turut mengirim bantuan berupa 100 lembar tenda gulung, 200 lembar selimut, 20 kasur, 16 velbed, 50 paket family kit, 500 kg telur, 50 dus ikan sardin, 50 kg bumbu dapur, dan 200 dus air mineral kemasan gelas.
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan seng sebanyak 10 ribu lembar, lima set tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, empat unit light tower dan genset, 300 paket sembako dan makanan siap saji, 300 paket hygiene kit, 300 lembar matras dan selimut, 150 lembar kasur lipat, 300 box masker, 50 unit velbed, 10 unit toilet portable, serta 300 paket survival kit pengungsi. BNPB juga mengalokasikan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 350 juta untuk mendukung operasional dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang terdampak dan pengungsi.
Bantuan logistik tersebut dikirim melalui berbagai titik, seperti Lanud Sam Ratulangi dan pelabuhan di Manado serta Bitung. Gudang logistik berada di posko induk, rumah warga, dan Pelabuhan Minanga.