Bos BI Pastikan Stabilitas Rupiah Masih Tetap Terjaga
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dalam mengantisipasi dampak dari ketidakpastian penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Menurut Perry hal tersebut ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat. Untuk memperkuat ketahahan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting.
“Kami terus memastikan stabilitas Rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan," ujarnya dalam keterangannya, Jumat, 19 April.
Selain itu itu, Perry menyampaikan pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operası moneter yang “pro-market" dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Baca juga:
Sebelumnya, Perry mengatakan bakal menjaga stabilitas Rupiah dan akan mengawasi perkembangannya ke depan.
Serta akan siapkan sederet langkah intervensi seperti pasar spot (tunai) atau pembelian secara tunai maupun non delivery forward (NFD).
"Kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga, kita lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD)," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 April.
Perry mengatakan bakal berkoordinasi dengan pemerintah untuk bagian moneter dan fiskal. "Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi," terangnya.