Salah Identifikasi Tas Sebagai Senjata Berujung Tewasnya Tujuh Pekerja Kemanusiaan, Dua Perwira Israel Dipecat

JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) memecat dua perwira senior dan menegur keras sejumlah komandan tinggi, sebagai hasil dari investigasi terhadap serangan udara yang menewaskan pekerja kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK) awal pekan ini.

Investigasi atas insiden Senin malam, yang menewaskan tujuh pekerja kemanusiaan, dilakukan oleh Mekanisme Penilaian Pencarian Fakta Staf Umum, badan militer independen yang bertanggung jawab untuk menyelidiki insiden yang tidak biasa di tengah perang, melansir The Times of Israel 5 April.

Penyelidikan menemukan serangan tersebut diperintahkan terhadap konvoi kendaraan WCK, setelah petugas mencurigai kendaraan tersebut membawa seorang pria bersenjata Hamas, meskipun tingkat kepercayaannya rendah, dan melanggar peraturan militer. Menurut penyelidikan, petugas tidak mengidentifikasi kendaraan tersebut sebagai milik WCK ketika diperintahkan untuk diserang.

Temuan tersebut dipresentasikan kepada Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi pada Hari Kamis oleh kepala mekanisme, Mayjen (res.) Yoav Har-Even, serta kepada WCK dan duta besar negara-negara yang warganya terbunuh dalam serangan.

Letjen Halevi kemudian memerintahkan pemecatan Kepala Staf Brigade Infanteri Nahal Kolonel (res.) Nochi Mendel di tengah perang, serta petugas koordinasi senjata brigade tersebut, yang berpangkat mayor, atas keterlibatan mereka dalam memerintahkan serangan tersebut.

Pasukan Israel dalam Operation Local Surgery di RS Al Shifa. (Sumber: IDF Spokesperson Unit)

Selain itu, Letjen Halevi menegur Komandan Komando Selatan Mayjen Yaron Finkelman, atas "tanggung jawab keseluruhan atas insiden tersebut" serta Komandan Divisi 162 Brigjen. Jenderal Itzik Cohen dan Komandan Brigade Nahal Kolonel Yair Zukerman.

Berdasarkan penyelidikan, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 10 malam Hari Senin, saat sebuah kapal yang membawa sekitar 300 ton bantuan WCK diturunkan di dermaga darurat di Jalur Gaza tengah. Tak lama kemudian, konvoi truk pengangkut bantuan mulai bergerak menuju gudang tempat penyimpanan perbekalan.

Penyelidikan IDF menemukan, pasukan mengidentifikasi seorang pria bersenjata yang memanjat atap salah satu truk dan melepaskan tembakan. Sebuah video yang diperlihatkan IDF kepada wartawan asing tampak menunjukkan seseorang menembakkan senapan otomatis dari atas truk.

Konvoi tersebut melanjutkan rute yang telah disepakati dan berhenti di gudang yang dikenal sebagai "Hangar A", tempat pria bersenjata tersebut turun, menurut militer.

Pada titik ini, komandan divisi IDF di daerah tersebut mencoba menghubungi WCK, kata Har-Even. Namun, petugas keamanan badan amal di Eropa tidak dapat menghubungi tim di lapangan, katanya.

Setelah truk bantuan dan truk pickup yang mengawal mereka tiba di "Hangar A" sebuah drone Angkatan Udara Israel melihat 15-20 orang di luar gudang, dengan setidaknya dua di antaranya diidentifikasi bersenjata, menurut penyelidikan.

Salah satu petugas IDF menyimpulkan mereka adalah anggota Hamas, namun diperintahkan oleh komandan divisi untuk tidak menyerang mereka karena kedekatan mereka dengan konvoi bantuan.

Menjelang pukul 23.00, mobil pikap mulai melaju meninggalkan gudang, setelah bantuan diturunkan. Satu kendaraan melaju ke utara menuju Hangar B, di mana Har-Even mengatakan dua hingga empat pria bersenjata terlihat memasuki gudang.

Tepat sebelum tiga truk pickup lainnya mulai melaju menuju pantai, penyelidikan IDF menemukan salah satu komandan secara keliru percaya seorang teroris Hamas memasuki salah satu mobil pengawal. Tidak ada bukti yang menunjukkan tersangka bersenjata, dan rekaman drone yang ditinjau sebagai bagian dari penyelidikan menunjukkan bahwa dia memegang tas, bukan pistol.

Letjen Halevi saat menemui pasukannya di Jalur Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)

IDF mengatakan pasukannya tidak mengidentifikasi kendaraan pengawal tersebut terkait dengan WCK, dan karena mereka secara keliru percaya setidaknya ada satu kendaraan yang membawa seorang pria bersenjata Hamas, sehingga serangan pesawat tak berawak dilakukan sekitar pukul 23:09.

Setelah serangan awal, orang-orang diidentifikasi berlari keluar dari mobil yang menjadi sasaran menuju mobil lain. Serangan udara tambahan kemudian dilakukan secara berurutan terhadap dua truk pickup pengawal WCK lainnya, meskipun tidak ada informasi yang menunjukkan ada orang bersenjata di dalamnya, yang merupakan pelanggaran prosedur IDF.

"Serangan terhadap tiga kendaraan tersebut dilakukan dengan pelanggaran serius terhadap perintah dan instruksi terkait," kata IDF.

Konvoi WCK telah dikoordinasikan dengan IDF, meskipun informasi mengenai rutenya tidak diturunkan dari komandan senior ke perwira di lapangan, yang pada akhirnya memerintahkan serangan tersebut, demikian temuan penyelidikan.

IDF mengatakan temuan penyelidikan menunjukkan insiden tersebut "sebenarnya dapat dicegah, dan pada saat yang sama, mereka yang menyetujui serangan tersebut yakin mereka menyerang agen bersenjata Hamas dan bukan anggota WCK."

"Serangan terhadap kendaraan bantuan adalah kesalahan serius, yang berasal dari kegagalan serius, akibat kesalahan identifikasi, kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan serangan yang bertentangan dengan perintah dan peraturan baku tembak," kata IDF.

"Kami akan terus berupaya mengoordinasikan dan membantu kegiatan mereka, sekaligus memastikan keselamatan dan menjaga kehidupan mereka," lanjut militer.

"IDF akan mengambil pelajaran dari insiden tersebut, dan akan menerapkan pembelajaran tersebut," tambahnya.

Sebagai bagian dari pembelajaran, IDF memutuskan untuk memberi label pada kendaraan bantuan dengan stiker khusus yang dapat dilihat dengan kamera termal.