Panglima Militer Ukraina Sebut Drone Kunci untuk Mengungguli Rusia yang Unggul Jumlah Pasukan
JAKARTA - Pengembangan sistem kendaraan udara tak berawak atau drone, adalah kunci untuk memberi Kyiv keunggulan atas Rusia yang dinilai unggul dalam jumlah, kata Panglima Militer Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi.
"Pengembangan penggunaan sistem tak berawak adalah prioritas saya," kata Syrskyi melalui Telegram setelah bertemu dengan wakilnya, Vadym Sukharevskyi, melansir Reuters 19 Maret.
"Kami mencari solusi asimetris untuk mendapatkan keunggulan kualitatif dibandingkan lawan yang lebih unggul secara numerik," tandasnya.
Meningkatnya penggunaan drone oleh kedua belah pihak telah mengalihkan konflik dari medan perang ke saling menyerang infrastruktur militer, energi dan transportasi masing-masing pihak.
Sebagai bagian dari reformasi militer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Bulan Februari memerintahkan pembentukan cabang terpisah dari angkatan bersenjata Ukraina yang dikhususkan untuk drone. Sukharevskyi ditugaskan untuk mengembangkan sistem tak berawak dan penggunaannya oleh tentara.
Terpisah, analis militer mengatakan drone berpotensi memberi Ukraina keunggulan teknologi dibandingkan Moskow, mengingat kekurangan peluru artileri dan senjata tradisional lainnya. Namun, industri drone Rusia juga berkembang pesat.
Ketika drone menjadi lebih kecil, lebih mematikan dan dapat melakukan perjalanan lebih jauh, Ukraina telah menggunakan sejumlah drone untuk menyerang kilang minyak di Rusia dalam beberapa bulan terakhir, sehingga mengurangi sekitar 7 persen kapasitas pengilangannya pada kuartal pertama.
Terbaru, sumber intelijen Ukraina mengatakan, drone serang jarak jauh negara itu yang diluncurkan oleh SBU, sukses menghantam 12 kilang minyak Rusia selama perang sejauh ini.
"Badan tersebut terus menerapkan strategi untuk melemahkan potensi ekonomi Rusia dan mengurangi aliran petro dolar yang digunakan musuh untuk perang," kata sumber tersebut.
"Secara total, drone SBU baru-baru ini berhasil menyerang 12 kilang minyak di Rusia," ungkapnya.
Angka tersebut tidak termasuk operasi yang dilakukan oleh badan intelijen militer GUR Ukraina, yang juga menyerang kilang dengan drone, kata sumber intelijen kedua.
Media resmi Rusia melaporkan drone telah menyerang kilang di banyak wilayah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kilang milik Rosneft. Minyak dan produk minyak bumi merupakan sumber pendapatan penting bagi Rusia, yang mengekspornya ke banyak negara di dunia.
Baca juga:
- Diplomat Uni Eropa Sebut Israel Memicu Kelaparan di Jalur Gaza
- Pejabat Senior Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata yang Mereka Ajukan Logis
- Israel Putuskan Gelar Operasi Militer di Rafah, Gedung Putih: Kami Tidak akan dan Tidak Bisa Mendukung
- UNICEF Sebut 13 Ribu Anak Tewas di Jalur Gaza Akibat Serangan Israel
Sementara itu, serangan drone udara dan laut Ukraina terhadap Armada Laut Hitam Rusia di Krimea, yang beberapa di antaranya berhasil, juga telah mendorong Kementerian Pertahanan Rusia pada akhir pekan lalu untuk berjanji melindungi armada tersebut dari serangan di masa depan.
Ketika militer Ukraina kalah jumlah persenjataan di medan perang, pasukan Moskow meningkatkan tekanan di sepanjang garis depan dan meraih kemajuan secara bertahap.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pasukan Moskow memiliki keuntungan di medan perang Ukraina, berjanji untuk melanjutkan operasi militernya.