Jelang Ramadan, Airlangga Klaim Beras Medium dan Premium Mulai Turun
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan perkembangan harga beras menjelang bulan puasa atau Ramadan. Kata dia, harga beras medium maupun premium sudah mulai bergerak turun.
“Hari ini menjelang kita masuk bulan Suci Ramadan, ada beberapa hal yang perlu di-update. Pertama harga pangan, beras medium yang kami monitor Rp14.310 per kg, itu ada turun sedikit. Kemudian beras premium di Rp16.420 per kg,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat, 8 Maret.
Mengacu pada panel harga Badan Pangan Nasional, harga beras medium secara rata-rata nasional tercatat sebesar Rp14.310 per kilogram (kg) atau turun 0,07 persen dibandingkan dengan harga pada minggu sebelumnya.
Sementara, harga beras premium juga terpantau beras premium Rp16.420 per kg atau turun 0,42 persen dibandingkan dengan harga pada minggu sebelumnya.
Airlangga mengatakan saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Perum Bulog sebanyak 1.131.885 ton dan stok komersial sebanyak 14.559 ton.
“Pengadaan beras dari luar negeri masih ada on the way 614.700 ton, kemudian juga Bulog sudah menyalurakn stabilitasi pangan atau SPHP beras sebesar 416.516 ton, dan penyaluran bantuan pangan sebesar 391.353 ton,” jelasnya.
Baca juga:
Pada Senin, 4 Maret lalu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap harga beras akan turun dalam waktu dekat ini. Penurunan harga beras ini seiring dengan masuknya musim panen raya di dalam negeri.
Sekadar informasi, panen raya pertama tahun ini akan dimulai pada awal Maret 2024 hingga akhir Maret 2024. Saat ini, sudah ada sejumlah wilayah yang mulai panen. Diantaranya, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak, Grobogan, Lampung, hingga Sumatera Selatan.
Arief memprediksi pada panen raya kali ini produksi beras nasional yang dihasilkan cukup tinggi. Bahkan, angkanya mencapai 3 hingga 3,5 juta ton melebihi dari kebutuhan konsumsi nasional.
“Perlu disampaikan update perberasan nasional, harga akan mulai terkoreksi seiring berjalannya panen yang angkanya 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5 sampai 2,6 (juta ton),” ujar Arief.