Kasus DBD di Jateng Meningkat, Ruang Perawatan Anak RSUD Rembang Penuh

REMBANG - Memasuki musim hujan, kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mulai meningkat.

Lonjakan kasus DBD dinilai signifikan, pasalnya hingga pertengahan Januari tercatat 33 kasus. Mayoritas kasus DBD adalah pasien anak-anak.

Wabah DBD masih berpotensi mengancam warga karena nyamuk yang membawa virus dengue tersebut cepat berkembang biak pada saat musim hujan.

Meski sempat mengalami penurunan jumlah pasien DBD yang dirawat dalam sebulan terakhir, kini tercatat 17 pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr R Soetrasno Rembang, Jawa Tengah positif DBD.

Kasi Informasi RSUD dr R Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik mengatakan, lonjakan kasus DBD diawal tahun 2024 pada RSUD dr R Soetrasno mayoritas pasien didominasi balita dan anak-anak.

Akibat lonjakan kasus DBD tersebut, ruangan khusus anak RSUD dr R Soetrasno Rembang yang sedianya 24 tempat tidur penuh, 17 di antaranya kasus DBD.

"Januari ini kasus DBD meningkat, kapasitas ruang anak itu ada 24 ini penuh. Total untuk pasien DBD ada 17 tertangani dengan baik, penanganan awal akan memperbaik prognosis pasien," kata Tabah Tohamik, Selasa, 16 Januari.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Maria Rehulina menjelaskan, data kasus DBD pada Januari 2024 tercatat mencapai 33 kasus yang didominasi anak-anak. Sementara bulan sebelumnya pada Desember 2023 tercatat hanya 19 kasus DBD.

"Untuk Januari ini kasus yang terkonfirmasi dari laporan rumah sakit itu ada 33 kasus. Pasien didominasi anak-anak," terangnya.  

Lonjakan kasus DBD secara signifikan pada Januari 2024 ini karena perubahan iklim dari musim panas ke musim hujan yang menyebabkan nyamuk yang membawa virus dengue tersebut cepat berkembang biak.

Dinas Kesehatan Rembang pun meminta masyarakat untuk dapat menjaga lingkungan masing-masing dengan mengampanyekan 3M Plus, yakni menguras dan menyikat, menutup tempat tampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas demi mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.