Wakil Komandan TKN: Pilpres Satu Putaran Berdampak Positif bagi Perekonomian Indonesia

JAKARTA - Wakil Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, Anggawira berharap Pilpres 2024 berlangsung satu putaran demi menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

“Satu putaran ini bisa jadi salah satu hal positif untuk mengakselerasi program-program yang ada. Itu jadi harapan kami. Tren pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting,” kata Anggawira dalam diskusi bertajuk 'Menakar Pilpres Satu Putaran: Sisi Ekonomi Politik dan Efisiensi Anggaran', dikutip dari kanal YouTube Mediasi Channel, Selasa 19 Desember.

Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, Anggawira menilai, Pilpres 2024 yang berlangsung satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.

“Kalau satu putaran peluang untuk mengakselerasi program-program yang ada bisa lebih cepat lagi,” ujar Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) tersebut.

Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M. Qodari menambahkan, Pilpres 2024 satu putaran bisa menghemat biaya hingga Rp17 triliun.

Menurutnya, pemilu satu putaran bisa menjaga kestabilan dalam negeri dan juga meminimalisasi ancaman polarisasi di masyarakat.

Qodari khawatir ancaman polarisasi semakin besar jika putaran kedua menyajikan pertarungan antara capres Prabowo Subianto kontra capres Anies Baswedan.

"Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma dua, maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” kata Qodari.

"Anies pasti akan diplot sebagai calon Islami karena sudah didukung oleh UAS, HRS, sudah bikin kesepakatan dengan ulama. Pak Prabowo mohon maaf dengan berat hati saya katakan pasti dicap sebagai calon Kristen. Pak Jokowi pernah dicap Kristen padahal bukan Kristen. Pak Prabowo dengan sangat mudah pasti dicap dengan isu-isu primordial,” tandasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai September 2023 stagnan di kisaran 5 persen.

Pada kuartal pertama, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen. Sementara pada kuartal kedua meningkat menjadi 5,17 persen dan pada kuartal ketiga atau Juli-September, pertumbuhan perekonomian Indonesia sedikit melambat turun jadi 4,94 persen.