Puan Maharani Bicara ‘Saudara yang Tak Bersama Lagi’
SURABAYA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR Puan Maharani berbicara soal saudara yang tak lagi bersama dalam kaitan Pilpres 2024.
Meski begitu, Puan menegaskan hal tersebut tak membuat PDIP berkecil hati dalam memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Hal tersebut disampaikan Puan saat memimpin konsolidasi relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD se-Jawa Timur yang digelar di Grand City Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 21 Oktober.
Selain Puan, turut hadir Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah dan Ketua Tim Pemenangan Daerah (TDP) PDIP Jawa Timur, Budi Sulistyono atau akrab disapa Kanang.
"Tahun 2023 ini saya katakan dengan meminjam istilah Bung Karno adalah ‘Tahun-Tahun Menyerempet Bahaya’ atau ‘Vivere Pericolosso’. Kenapa? Karena tahun ini adalah tahun di mana bangsa Indonesia akan diuji soliditas dan semangat persaudaraan kebangsaannya dalam menghadapi tahun politik," kata Puan.
Puan kemudian menyinggung soal ‘saudara’ yang kini seakan tak ingin bersama PDIP lagi. Padahal, menurutnya, ‘saudara’ yang dimaksud tersebut merupakan bagian dari keluarga PDIP.
“Kita ini bisanya berpikir keras, apa iya situasi politik seperti ini? apa iya teman yang selama ini bersama kita, saudara yang selama ini bersama kita, keluarga yang selama ini bersama kita, kok bisa nggak sama kita lagi?!” kata Puan.
Ketua Tim Pemenangan PDIP untuk Pemilu 2024 ini kemudian mengatakan ia sendiri sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah kerasnya situasi politik yang terjadi saat ini hanya framing di media saja. Puan mengaku, awalnya ia masih percaya ‘saudara’ yang ia maksud sebenarnya masih bersama PDIP.
“Namun kemudian pikiran kita mengatakan, ‘loh tapi kok terus-terusan begini? iya nggak yah (berubah)? Ternyata iya,” tukasnya.
Meski begitu, Puan mengatakan PDIP akan tetap solid sekalipun ‘saudara’ itu memutuskan meninggalkan PDIP yang selama ini menjadi rumahnya. Ia menegaskan, PDIP tetap akan semangat memperjuangkan Ganjar Pranowo untuk menjadi Presiden di 2024 nanti.
“Kalau memang saudara, keluarga, dan teman kita tidak bersama kita, bukan berarti kita gamang hati, kita berubah, kita takut. Kita berani lawan! Tetap semangat memenangkan Ganja-Mahfud, tidak akan berubah,” tegas Puan.
“Yakin, pasti nggak akan berubah, nggak akan takut. Takut nggak?” lanjutnya bertanya kepada para relawan.
Secara serentak, relawan dan simpatisan yang hadir mengatakan tidak takut.
“Nah inilah saudara seperjuangan untuk Indonesia,” timpal Puan.
Puan memahami, sebagai manusia wajar apabila terkadang ada keraguan terhadap pilihan yang diambil. Termasuk dalam pilihan dukungan capres dan cawapres.
“Sebagai manusia kita tentu kemudian kadang kala suka galau, kok di sebelah sana sepertinya lebih banyak partai-partai yang mendukung, kok di sebelah sana sepertinya setiap pertemuan selalu ramai,” ungkapnya.
“Sebagai manusia kadang-kadang kita berpikir apakah kalau kemudian kita tidak didukung kekuasaan, kita akan menang?banyak sekali pikiran yang berkecamuk di pikiran. Saya pun berpikir seperti itu. Itu manusiawi, itu wajar sebagai manusia yang tidak sempurna,” sambung Puan.
Sekalipun ada ‘kegalauan’ karena melihat kerasnya dinamika politik, Puan menyatakan selalu menenangkan diri dengan berpikir jernih sekalipun hati panas. Puan pun meminta pendukung Ganjar-Mahfud melakukan hal yang sama.
“Pikiran kita harus jernih bahwa kita meyakini apa yg kita dukung, apa yang kita bantu, apa yang kita perjuangkan adalah untuk masa depan Indonesia ke depan. Jadi jangan pernah ragu, jangan pernah mundur,” tuturnya.
“Saya meyakini Jawa Timur akan memenangkan Ganjar-Mahfud. Kita tidak akan pernah takut untuk berjuang dan melawan apa pun yang menghadang kita,” imbuh Puan.
Relawan yang hadir kembali menyatakan kesiapannya untuk berjuang memenangkan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Puan lantas memuji kesolidan para relawan.
“Inilah kita bergotong royong bersama sama untuk selalu bersatu padu memenangkan apa yang menjadi keyakinan kita. Tidak perlu takut, tidak perlu ragu, tidam perlu galau karena meyakini inilah semua itu karena Allah SWT, alam semesta Insya allah akan berpihak kepada kita untuk menuju Indonesia yg mempunyai masa depan yang lebih baik dari hari ini,” paparnya.
Puan kemudian mengungkap alasan mengapa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih Ganjar-Mahfud untuk diusung sebagai capres-cawapres ketimbang ketua umum partai koalisi.
"Begitu pula dengan partai-partai pendukung Ganjar-Mahfud lainnya, dengan berjiwa besar tanpa memaksakan kehendaknya, berlandaskan spirit hikmat kebijaksanaan, hanya untuk kepentingan bangsa dan negara ikut menyetujui pasangan Ganjar-Mahfud," jelas Puan
Melihat sosok Ganjar, Puan menilai mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut merupakan salah satu kader terbaik PDIP yang telah mengemban sejumlah jabatan strategis mulai dari anggota legislatif, hingga kepala daerah.
"Ganjar Pranowo adalah salah satu kader terbaik PDI Perjuangan yang kami persembahkan kepada bangsa dan negara karena beliau telah diuji dan ditempa oleh kaderisasi partai oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan," ucap mantan Menko PMK itu.
Sementara untuk Mahfud, PDIP bersama partai koalisi disebut memilihnya bukan karena pertimbangan elektabilitas. Menurut Puan, koalisi memilih Mahfud lantaran kapasitas dan integritasnya selama ini untuk bangsa Indonesia.
"Beliau saya sebut adalah manusia Trias Politica karena semua cabang kekuasaan negara telah beliau geluti dengan sangat baik. Kapasitas, integritas dan kejujuran serta keberaniannya diperlukan bangsa Indonesia saat ini untuk menjadi bangsa yang besar," papar Puan.
Puan pun menilai pasangan Ganjar-Mahfud merupakan kombinasi senyawa keindonesiaan. Ia menyebut, Pasangan ini adalah representasi saripati nilai-nilai Pancasila yang mensintesiskan nilai-nilai kebangsaan dan ke-Islaman.
"Figur Ganjar dan Mahfud disatukan Bu Mega dan ketua umum parpol pendukungnya juga untuk merepresentasikan bersatunya antara golongan kebangsaan dan golongan Islam itu sendiri," terang Puan.
Cucu Bung Karno ini menyebut lahirnya pasangan Ganjar-Mahfud sebagai petunjuk untuk bangsa Indonesia. Pasangan Ganjar-Mahfud dinilai serupa seperti peran dwi tunggal Bung Karno dan Bung Hatta saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dahulu.
"Pasangan ini juga mewakili aspirasi ratusan juta rakyat Indonesia yang rindu akan nilai-nilai keadilan dan kepastian hukum, kesetaraan, kejujuran dan keberpihakan pada wong cilik," ungkap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Di sisi lain, Puan menyinggung soal pentingnya peran relawan sebagai penggerak kemenangan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024. Ia pun mengingatkan tentang politik relawan sebagai politik ketulusan, kesukarelaan, dan keikhlasan dalam berjuang.
Puan mengungkap, PDIP telah membentuk desk relawan bernama Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 (TKRPP) yang akan berjuang bersama tanpa melihat berbagai perbedaan seperti perbedaan suku, agama dan budaya.
"Alhamdulillah saat ini sudah ada 1300-an lebih organisasi relawan yang mendaftar dan akan terus bertambah. Ini membuktikan antusiasme rakyat untuk mendukung dan memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud sangatlah tinggi," terang Puan.
Kepada relawan, Puan menegaskan capaian kemenagan pasangan Ganjar-Mahfud bukan hanya tentang kemenangan partai pendukung maupun kemenangan relawan.
"Pilpres 2024 adalah tentang nasib 270 juta lebih rakyat Indonesia dan tentang masa depan negara Pancasila," sebutnya.
"Kita semua yang ada di sini melebur dalam satu niat yang sama, bergandengan tangan, menyalakan api pergerakan, berjuang bersama dengan satu tujuan Indonesia raya yang berdaulat, adil dan makmur di bawah kepemimpinan dwi tunggal Ganjar-Mahfud," sambung Puan.