Tegas, Paus Fransiskus Lawan Pemimpin Militer di Myanmar dan Nyatakan Solidaritas Untuk Rakyat

JAKARTA - Paus Fransiskus ikut bersuara menyusul kudeta militer yang terjadi di Myanmar. Dia menyatakan dengan tegas melawan para pemimpin militer di Myanmar. 

Hal ini diungkapkan Paus Fransiskus saat pidato pada Minggu, 7 Februari di  Lapangan Santo Petrus, sebagaimana dilansir dari Reuters via Antara. Paus juga menyatakan solidaritas dengan rakyat dan meminta para pemimpin untuk melayani kebaikan bersama. 

"Dengan keprihatinan yang mendalam," Kata Paus yang pernah mengunjungi Myanmar 2017 lalu. 

Puluhan ribu orang berunjuk rasa di seluruh Myanmar pada Minggu untuk mengecam kudeta 1 Februari dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, dalam protes terbesar sejak Revolusi Saffron 2007 yang membantu melahirkan reformasi demokrasi.

Kudeta militer di Myanmar, yang sebelumnya bernama Birma, juga dikecam oleh para pemimpin dunia serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.

Militer Myanmar membatalkan hasil pemilihan umum yang dimenangi Aung San Suu Kyi dengan argumen terjadi kecurangan dan menahan peraih Nobel Perdamaian itu dengan alasan Suu Kyi melakukan pelanggaran hukum dengan mengimpor handy talky secara ilegal.

Presiden AS Joe Biden--saat berpidato pada bagian yang menyinggung kudeta di Myanmar-- mengatakan,bahwa tak diragukan lagi dalam sistem demokrasi, militer tak bisa membatalkan hasil pemilihan umum.