Tensi Darah Sempat Naik, Ketua DPRD Surabaya Menunggu 20 Menit sebelum Disuntik Vaksin COVID-19

SURABAYA - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono ikut menjadi penerima suntikan vaksin COVID-19. Vaksinasi ini diikuti jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kota Surabaya dan beberapa perwakilan warga Surabaya.

Saat disuntik, Adi tampak mengepalkan tangan ke atas. Proses penyuntikan berlangsung singkat, tak sampai semenit. 

Ditanya tentang persiapan mengikuti vaksinasi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu menyebut tak ada hal khusus. Hanya saja, dia memang beristirahat lebih awal.

"Semalam istirahat pukul 22.00 WIB. Beberapa agenda organisasi saya ajukan, semalam rapat dengan para advokat dari Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) PDI Perjuangan Surabaya untuk menghadapi gugatan di MK terkait Pilkada sampai pukul 21.30 WIB. Ya setelah itu saya pulang, membersihkan diri, dan istirahat sekitar pukul 22.00 WIB," kata Adi kepada wartawan, Jumat, 15 Januari.

Beristirahat sekitar delapan jam, Adi lantas berolahraga di depan rumah. 

"Saya hanya minum air putih hangat, jus buah naga, dan jajan pasar yaitu nagasari dan lemper. Setelah itu membersihkan diri, doa bersama anak dan istri, dan berangkat. Saya sampai di Balai Kota sekitar pukul 08.40 WIB," cerita Adi.

Begitu sampai di Balai Kota Surabaya, Adi pun mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

"Kemarin saya juga mempelajari semua prosedur vaksinasi, agar kami yang kebetulan diamanahi sebagai pejabat publik ini bisa memberi contoh ketaatan pada mekanisme atau SOP. Saya download dari situs Covid19.go.id, saya baca lewat ponsel, terkait keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19," ujarnya. 

"Dari aturan itu saya tahu mekanisme yang harus saya lalui sebagai penerima vaksin. Saya harap semua warga juga ikut membacanya, juga tentu membaca berbagai edukasi tentang vaksin. Vaksinasi ini kerja gotong royong bersama, butuh partisipasi semua pihak," imbuh Adi.

Di Balai Kota, Adi pun mengikuti mekanisme di sejumlah meja. Dimulai dengan pendaftaran dan verifikasi data dengan menunjukkan e-KTP. 

"Kemudian kita mengikuti anamnesa yang dilakukan petugas, dicek kondisi kesehatan kita, diukur tekanan darah, ya pemeriksaan fisik sederhana. Setelah itu, baru kita divaksin. Setelah divaksin, dilakukan pencatatan," kata Adi.

Ketika tekanan darah Adi Sutarwijono tidak memenuhi syarat, dia dipersilakan istirahat sementara menunggu 20 menit.

"Kemudian saya, dicek lagi tekanan darah, dan dinyatakan bisa divaksin. Puji syukur, saya bisa divaksin. Seluruh pimpinan Kota Surabaya memberikan teladan. Tidak takut divaksin. Karena vaksin melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat," kata Adi.

Seusai divaksin, Adi menunggu 30 menit untuk melihat reaksi pasca-vaksinasi. "Dicek dulu apakah ada KIPI, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Saya bersyukur, tidak ada reaksi apapun. Ini bukti bahwa vaksin aman dan halal. Jadi jangan takut," ujarnya.