Tagihan Kartu Kredit Orang Tua sampai Rp28,5 Juta, Gegara Bocah 8 Tahun Keasikan Nge-Gacha

JAKARTA - Anak-anak hari ini sulit untuk dilepaskan dari teknologi. Mereka sudah bisa menggunakannya untuk bermain gim, nonton video, hingga belajar. Tak salah jika Pew Research dalam penelitiannya, menyebut generasi terkini sebagai Digital Native.

Tapi bukan berarti mereka langsung ahli. Masih ada banyak yang perlu dipelajari dan diarahkan. Terutama berkaitan dengan pemanfaatan perangkat dengan baik dan benar. Dan tak bisa pula serta merta menyalahkan anak-anak ketika berbuat kesalahan.

Pengalaman itulah yang tengah dihadapi pebisnis asal Filipina, Julmar Grace Locsin (39). Dirinya menemukan sang putra sudah menghabiskan lebih dari 2 ribu dolar Amerika Serikat (AS) untuk bermain gim mobile.

Lewat unggahan Facebook, Locsin menceritakan bahwa temuan itu bermula ketika dirinya sedang melihat daftar transaksi bank. Kala itu, dirinya menemukan kalo Tice, salah satu putra kembarnya, membeli item di dalam gim mobile tanpa sepengetahuannya pada hari Rabu, 6 Januari.

Sebelumnya, ponsel suami Locsin sudah dipasrahkan kepada sang anak pada natal tahun lalu. Locsin dan suami juga sudah memastikan jika ponsel tersebut hanya bisa menjalankan aplikasi yang ramah unutk anak-anak –seperti Messenger Kids, Superbook, dan War Robots.

“Kami mengontrol waktu mereka bersama teknologi. Merka cuma diijinkan bermain smartphone selama dua jam dalam sehari. Aplikasi yang boleh dipasang hanya Superbook, War Robots, dan Messenger Kids. Terutama untuk Tice, karena dia suka robot. Dia ingin jadi pakar robotik di masa depan, jadi ini merupakan langkah kami untuk mengembangkan minatnya,” ujar Locsin pada Inquirer via Mashable, Rabu, 13 Januari.

Akan tetapi, seperti umumnya aplikasi gawai, selalu ada pilihan pembelian di dalam aplikasi. Dan di situlah Tice mulai berulah. Hingga akhirnya, bocah berusia delapan tahun itu mulai menggunakan layanan berbayar.

“Awalnya aku terkejut dan marah. Aku langsung memanggil keduanya dan bertanya, dengan suara yang sudah meninggi. Putraku menjelaskan kalo versi pertama terasa membosankan, sehingga dia pun memilih versi yang lebih baik,” terang Locsin.

Memang, bocah Tice nggak berniat untuk menghabiskan uang milik orang tuanya untuk aplikasi. Tapi, dia melanggar aturan utama, yakni mengunduh aplikasi lain. Apa yang dia dapatkan? Tentu saja tamparan keras.

Selanjutnya, Locsin dan suami pun mengumpulkan Tice dan saudara kembarnya, Sovi, untuk membahas hikmah dari peristiwa tersebut.

“Dia menangis sesenggukan setelah kami menjelaskan dan memaafkannya. Dia sangat menyesai dan begitu imut dengan pandangan yang sulit ditolak. Kami menjelaskan kalo mereka lebih berharga ketimbang seluruh uang di dunia, tapi mengikuti peraturan adalah kemampuan hidup yang penting untuk dimiliki,” terang Locsin.

Kini, Locsin dan suami pun sudah memasang langkah pencegahan pada akun Google Play mereka. Seperti Kontrol Orang Tua dan Password. Mereka juga sedang memproses pengembalian dan dari pembelian yang dilakukan Tice.