Maju Pilgub Jabar 2024, Ridwan Kamil Pasrahkan Nama Cawagub Pendamping ke Parpol Pengusung

JABAR - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) dipastikan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024. Soal kriteria calon wakil gubernur (cawagub) pendampingnya, RK pasrahkan sepenuhnya kepada koalisi partai politik (parpol) pengusung.

"Kalau tadi nanya kriteria wakil (gubernur) gimana koalisi mbak, karena perjodohan politik tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh pasangannya," kata RK di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis 16 Maret, disitat Antara.

Sebelumnya, RK menuturkan peluang politik masa depan yang cukup pasti bagi dirinya adalah berlaga di Pilkada Jabar 2024.

"Gini saya ulangi lagi ya, takdir ke mana saya tidak tahu, yang pasti pasti lebih baik dirawat, yang pasti-pasti itu adalah hak saya menjadi Gubernur Jawa Barat periode kedua. Hasil survei kan bagus, kepuasan publik itu 81 persen dari survei terakhir, jadi menurut saya rasional," kata dia.

Menurut RK, penentuan pasangan kepala daerah yang berlaga di sebuah kontestasi politik seperti Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, "dikawinkan" oleh koalisi partai politik.

"Rata-rata dikawinkan oleh keluarga, bernama koalisi," kata dia.

Termasuk apakah dirinya akan berpasangan kembali dengan Uu Ruzhanul Ulun di Pilkada Jabar 2024, RK menyatakan belum bisa berpendapat lebih jauh.

"Apakah dengan Pak Uu lagi, ya kalau koalisinya nyambung, kemungkinan itu ada. kalau tidak ada ya, Saya juga tidak tahu. Jadi kira-kira itu," kata dia.

RK mengatakan sebagai kader Partai Golkar, dirinya menghargai keputusan partai berlambang pohon beringin ini, yang mengusung Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2024.

Sementara ini ia fokus di Pilgub Jabar 2024 dahulu, termasuk dirinya menyerahkan peluang mencalonkan diri di DKI Jakarta kepada partainya.

"Jadi kalau urusan Pilpres adalah mendukung Pak Ketum Partai Golkar Airlangga, sebagai capres. Saya fokus pada yang pasti, di depan mata yaitu Gubernur Jawa Barat. Kalaupun saya berkeinginan di periode kedua kan begitu. Kalau di DKI surveinya bagus, tapi keputusan dari partai," tandasnya.