5 Kalimat untuk Parents yang Menenangkan ketika Melewati Masa Sulit
YOGYAKARTA – Mengasuh dan membersamai buah hati hingga mereka hidup mandiri bukan tugas yang mudah. Tak jarang parents mengalami kecemasan, merasa tak berdaya, dan bertindak impulsif ketika melewati masa sulit. Sederhananya, ketika anak menangis dan bertingkah, orang tua perlu menghadapinya dengan tenang. Bukan dengan membentak, menghukum, atau menghakimi, tetapi saran pakar untuk membuka upaya berkomunikasi.
Lawrence J. Cohen, Ph.D., pakar parenting dan pelatih parenting serta penulis Playful Parenting merekomendasikan kalimat sederhana yang perlu diucapkan orang tua ketika mengalami masa-masa sulit. Dilansir Psychology Today, Minggu, 12 Maret, berikut kalimat tersebut.
“Dia tidak menyulitkan saya, tetapi dia mengalami masa sulit”
Ketika anak Anda menangis dan mengamuk, kita tidak dapat ‘memperbaikinya’ segera. Pada momen ini, orang tua sering terpojok tak berdaya. Ketakberdayaan dapat berubah defensif dan merusak suasana hati. Tetapi perlu disadari, ketika anak-anak marah dan menangis, ia tak ingin menyusahkan orangtuanya. Mereka hanya ingin orang tua tahu bahwa anak-anak mengalami kesulitan. Jadi, cobalah untuk tetap tenang sehingga akan lebih efektif dalam memahami dan mengatasi anak tantrum.
“Tak ada perilaku buruk, dia hanya mencoba memberitahu sesuatu yang penting”
Perilaku adalah komunikasi yang penting. Sebagai gambaran, seorang bayi baru lahir tidak memiliki bahasa verbal maka mengekspresikan kebutuhannya lewat tangisan. Begitu pula ketika anak-anak mengenali bahasa verbal, mereka tak mengerti kalimat tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka. Maka berkomunikasi adalah satu-satunya upaya memahami mereka.
“Ini mungkin terasa seperti masalah besar baginya”
Kita semua memiliki perasaan yang sangat besar bahkan untuk hal-hal kecil. Jadi, alih-alih memberi tahu anak untuk meredam perasaan mereka, lebih baik menyadari alasan apapun yang tampaknya kecil tetapi sebenarnya besar bagi mereka.
“Tolong jangan dibentak, mereka bisa melakukan semua itu”
Ketika orang tua merasa tak berdaya saat anak tantrum, tak jarang akan bertindak impulsif. Seperti membentak, memberi aturan yang tak konsisten, dan keluar jalur untuk mendidik mereka tetap disiplin. Sebuah pengingat mungkin membantu, jangan sampai menyakiti anak dengan bahasa verbal maupun non verbal. Mereka sebenarnya bisa melakukan hal baik tanpa merasakan kepedihan.
“Ibu/bapak paham kamu merasa sangat sedih sekarang”
Memberikan pelukan dan membolehkan anak menangis untuk mengekspresikan perasaannya, bisa dilakukan. Selain itu, tugas orang tua bukan untuk mengubah perasaan mereka. Tetapi memberi tahu mereka agar mereka melihat masalahnya dan mengatasinya secara mandiri dalam mengelola perasaannya.
Baca juga:
Dari kalimat-kalimat di atas, secara tersirat mengandung pesan untuk orang tua. Bahwa ketika anak berperilaku buruk dan emosinya berantakan, perlu diarahkan serta didampingi dalam mengelola perilaku serta emosi.