Bank Ramah Kripto Silvergate Umumkan Berhenti Beroperasi

JAKARTA - Bank Silvergate, yang dikenal sebagai bank yang mengkhususkan diri dalam menyediakan layanan perdagangan USD untuk banyak bursa mata uang kripto terkemuka di AS, mengumumkan bahwa mereka akan "secara sukarela melikuidasi" para deposan aset-aset bank tersebut dan mengurangi operasinya.

Langkah ini diambil menyusul berbagai masalah likuiditas dan hukum yang dihadapi bank tersebut terkait dengan hubungannya dengan bursa kripto FTX, yang mengalami kebangkrutan pada tahun 2022.

Menurut pernyataan Silvergate Bank, "Mengingat perkembangan industri dan peraturan baru-baru ini, Silvergate Bank percaya bahwa penghentian operasi Bank secara teratur dan likuidasi Bank secara sukarela adalah jalan terbaik ke depan." Namun, pengumuman tersebut menyebabkan banyak perusahaan kripto yang masih menjadi nasabah Silvergate langsung memutuskan hubungan secara sepihak dengan bank tersebut.

Dalam pengumuman resminya, Silvergate Bank menyatakan bahwa rencana pembubaran dan likuidasi Bank mencakup pembayaran penuh atas semua simpanan. "Perusahaan juga mempertimbangkan cara terbaik untuk menyelesaikan klaim dan mempertahankan nilai sisa dari aset-asetnya, termasuk teknologi yang dimiliki dan aset pajak."

Penutupan bank ini mempengaruhi beberapa perusahaan besar di industri kripto, termasuk Circle dan Coinbase, yang terpaksa menghentikan jaringan pertukaran antar-kripto yang disebut SEN. Perusahaan-perusahaan ini memutuskan hubungan dengan Silvergate Bank setelah adanya informasi tentang masalah likuiditas dan hukum yang dihadapi bank tersebut.

Langkah Silvergate Bank untuk melakukan likuidasi secara sukarela ini membuat saham bank SI mencapai rekor terendah, turun 5,76 persen pada  Rabu 8 Maret menjadi 4,91 dolar AS (sekitar Rp75.801), menandai penurunan 71,56 persen dari tahun ke tahun.

Bank ini sebelumnya merupakan tokoh terkemuka di pasar kripto, dengan membawa aset kripto ke permukaan sebesar 2,1 miliar dolar AS (Rp32,4 triliun) pada September 2020. Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa ada lubang tersembunyi dalam manajemen bisnis di pasar yang diatur secara longgar.

Kondisi pasar yang tidak pasti dan peraturan baru-baru ini telah membuat banyak lembaga keuangan AS secara bersamaan memperingatkan bank tentang risiko memberikan layanan kepada perusahaan yang memiliki eksposur ke sektor mata uang kripto.

Dalam situasi ini, langkah Silvergate Bank untuk melakukan likuidasi secara sukarela terlihat sebagai tindakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Namun, bank ini tetap menghadapi banyak tantangan untuk menyelesaikan klaim dan mempertahankan nilai sisa dari aset-asetnya.