Intelijen Barat Menggeliat, Presiden Putin Ingin Dinas Keamanan Rusia Tingkatkan 'Permainan'

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Selasa mengatakan, badan keamanan dalam negeri FSB untuk meningkatkan aktivitasnya, untuk melawan apa yang ia katakan sebagai peningkatan spionase dan sabotase terhadap Rusia yang dilakukan oleh Ukraina dan Barat.

Dalam sebuah pidato di hadapan para pejabat, Presiden Putin mengatakan bahwa FSB harus menghentikan "kelompok-kelompok sabotase" yang masuk ke Rusia dari Ukraina, meningkatkan perlindungan terhadap infrastruktur, mencegah badan-badan keamanan Barat menghidupkan kembali apa yang disebutnya sebagai sel-sel teroris atau ekstremis di dalam negeri Rusia.

"Badan-badan intelijen Barat secara tradisional selalu aktif di Rusia, dan kini mereka telah mengerahkan personel tambahan, sumber daya teknis, dan sumber daya lainnya kepada kami. Kita harus menanggapinya dengan tepat," kata Presiden Putin, melansir Reuters 1 Maret.

Dia menginstruksikan FSB untuk mencegah aliran senjata ilegal ke Rusia, serta memperkuat keamanan di empat wilayah Ukraina yang sebagian telah direbut Moskow dan diklaim sebagai miliknya, kendati mayoritas anggota PBB menilai ilegal.

Presiden Putin mengatakan kepada badan yang pernah dipimpinnya itu, FSB harus memperkuat semua aktivitas kontra-intelijennya.

"Informasi penting tentang sistem kontrol militer dan struktur penegakan hukum kita, perusahaan industri pertahanan, teknologi penting, dan data pribadi harus dilindungi dengan baik," terangnya, sambil menekankan pentingnya kerahasiaan seputar persenjataan dan peralatan terbaru Rusia.

Presiden tidak menyebutkan kegagalan intelijen secara spesifik, tetapi komentarnya menyiratkan kekhawatiran tentang potensi kerentanan.

Dalam setahun sejak ia meluncurkan invasinya ke Ukraina, Rusia telah menyaksikan serangan pesawat tak berawak di wilayahnya sendiri, peretasan media pro-pemerintah, hingga pembunuhan putri seorang nasionalis terkemuka yang mendukung perang pada Agustus lalu.

Selain itu, para aktivis mengklaim telah melakukan puluhan serangan terhadap infrastruktur kereta api yang bertujuan untuk mengganggu lalu lintas militer.

Rinciannya sulit untuk diverifikasi, tetapi FSB mengatakan bulan ini mereka telah menahan tiga orang Rusia yang terlibat dalam "aksi teroris" terhadap infrastruktur kereta api di wilayah Ural.

Dalam contoh terbaru dari gangguan dunia maya, kementerian darurat mengatakan para peretas pada Hari Selasa telah menyebabkan stasiun penyiaran regional mengeluarkan peringatan palsu yang menyuruh orang untuk berlindung di tempat perlindungan bom.

Sebelumnya, Presiden Putin telah berulang kali mendesak warga Rusia untuk waspada terhadap pengkhianat di tengah-tengah mereka, sebuah tema yang ia ulangi pada Hari Selasa.

"Penting untuk mengidentifikasi dan menghentikan aktivitas ilegal dari mereka yang mencoba memecah belah dan melemahkan masyarakat kita; menggunakan separatisme, nasionalisme, neo-Nazisme dan xenofobia sebagai senjata," paparnya.

Ia menambahkan, Rusia selalu mengalami aktivitas semacam itu. "Dan sekarang, tentu saja, upaya-upaya itu sedang dalam tahap yang paling aktif. Upaya untuk mengaktifkan semua sampah ini di tanah kami."