Strategi Pemerintah Amankan Pasokan Energi Imbas Setahun Perang Rusia Vs Ukraina

JAKARTA - Konflik geopolitk antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama satu tahun.

Konflik tersebut turut memengaruhi beberapa aspek kehidupan beberapa negara termasuk dalam hal pasokan energi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah dan Kementerian ESDM terus mengamati perkembangan konflik tersebut dan memastikan krisis ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah juga telah menyiapkan strategi jangka panjang dan jangka pendek guna memastikan pasokan energi nasional terpenuhi.

"Pemerintah perlu siapkan strategi tidak hanya jangka pendek tapi juga jangka menengah dan panjang," ujar Tutuka dalam Energy Corner, Senin, 27 Februari.

Tutuka mengatakan, untuk strategi jangka panjang,, pemerintah terus melakukan eksplorasi terhadap potensi energi yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak bumi yang ada di Indonesia.

Ia memaparkan, dalam proses tersebut, pemerintah berhasil menemukan cadangan gas bumi yang masif di beberapa wilayah seperti di Utara SUmatera, Bali, Lombok, Selat Makassar, Daerah Maluku dan sekitar Papua dan di Papua.

"Dengan banyakya potensi sumber daya tersebut kami berupaya manfaatkan sumber daya gas sebagai strategi jangka menengah misalnya dengan banyak konversi BBM ke gas dan kurangi impor BBM," lanjut Tutuka

Sementara itu, utuk strategi jangka pendek, lanjut Tutuka, Indonesia memasok kebutuhan energi dari luar negeri misalnya minyak mentah dari Arab Saudi dan Nigeria, sementara itu BBM dipasok dari Malaysia dan Singapura dan Elpiji dari Arab dan Amerika.

"Jadi kurang lebih seperti itu, sehingga kita sampai saat ini juga bergerak hati-hati karena kita nggak berdampak langsung, tapi efek domino dari konflik ini," pungkas Tutuka.