Harga Kedelai Mahal Bukan karena Kebijakan Pangan atau Penimbunan, Satgas Polri Temukan Hal Ini

JAKARTA - Satgas Pangan Bareskrim Polri belum menemukan adanya pelanggaran pidana terkait naiknya harga kedelai. Namun, penyelidikan  dugaan penyebab kenaikan harga tetap bakal dilakukan.

"Jadi saya sampaikan bahwa Satgas Pangan belum menemukan pelanggaran," ujar Kabag Penum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu, 6 Januari.

Tim dari satgas pangan mendatangi langsung gudang-gudang penyimpanan kedelai. Hasil penyelidikan sementara kenaikan harga kedelai itu disebabkan karena keterlambatan datangnya pasokan.

"Mungkin ada kecurigaan dari masyarakat atau ada penimbunan segala macam sehingga tadi harus dipahami diketahui oleh masyarakat umum bahwa kenaikan tadi disebabkan adanya keterlambatan kapal yang mengangkut kedelai impor," papar dia.

Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit bersama Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menyatakan penyelidikan dilakukan oleh tim satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah di Indonesia dan telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng, dan Bekasi.

"Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," kata Komjen Listyo Sigit.

Kenaikan harga kedelai di awal tahun 2021 ini yang menyebabkan sejumlah perajin tahu tempe mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1 hingga 3 Januari.

Kenaikan harga kedelai di kisaran angka Rp9.000 dari semula sekitar Rp7.000 per kilogram itu dinilai membebani pengusaha.

Sementara, Brigjen Helmy Santika mengatakan Polri telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.

"Kami telah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu," tutur Helmy.

Selain itu, Helmy juga menyebutkan perkembangan global di masa pandemik COVID-19 turut memengaruhi harga kedelai di pasar dunia.

"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal 435 dolar AS menjadi 461 dolar AS per ton," kata Helmy.