Wapres Ma'ruf Minta Alat Deteksi Tsunami yang Rusak Segera Diperbaiki
JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut agar alat pendeteksi tsunami atau biasa disebut Buoy harus segera diperbaiki dan berfungsi kembali.
"Saya kira alat-alat itu penting untuk diperbaiki ya, karena kita negara yang sering terjadi tsunami," kata Wapres saat memberikan keterangan pers usai menyampaikan Kuliah Umum kepada Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) di gedung Maspardi, AAL Surabaya dilansir ANTARA, Senin, 16 Februari.
Diketahui tujuh alat pendeteksi tsunami (Ina-Buoy) milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dipasang di beberapa titik lokasi rawan tsunami dikabarkan telah mati.
Menurut BRIN, matinya alat-alat tersebut disamping karena usianya yang telah dua tahun juga karena biaya operasionalnya yang cukup mahal.
Baca juga:
- Jokowi Minta Penegakan Hukum Tegas Kasus Pidana Produk Asuransi-Investasi
- Mahfud MD Sebut Pernyataan Pejabat soal OTT Pengaruhi Indeks Persepsi Korupsi, Sindir Luhut?
- Jokowi Minta Pengawasan Asuransi dan Pinjol Lebih Intensif: Jangan Ada Lagi Kejadian Asabri, Jiwasraya, Indosurya
- Tak Ada Wacana Menunda, Komisi II DPR Tegaskan Komitmen Selenggarakan Pemilu 2024
Terkait anggaran perbaikannya, Wapres menyebut, semestinya tidak menjadi masalah karena dapat dilakukan secara bertahap.
"Nah untuk anggaran itu kan tidak harus sekaligus," ucap Wapres.
Artinya, bagaimana pun alat pendeteksi tsunami harus tetap ada dan dapat berfungsi dengan baik.
"Penting peran alat-alat itu (sehingga) harus ada, paling tidak berfungsi untuk memberikan aba-aba (atau) peringatan dini," tambahnya.
Menurut BMKG matinya Buoy-buoy pendeteksi tsunami sudah sejak setahun hingga enam bulan lalu.
Buoy-buoy tersebut ada di lautan dekat Bengkulu, laut dekat anak Gunung Krakatau, Selat Sunda, laut selatan Pangandaran, selatan Jawa Timur, laut selatan Bali, dan laut selatan Waingapu di Sumba Timur.