Nilai Transaksi Kripto Turun 64,3 Persen, Mendag Zulhas Minta Masyarakat Waspada
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan perdagangan kripto adalah bidang usaha yang memiliki risiko sangat besar. Namun, banyak orang yang tergiur dengan keuntungan yang besar dan cepat.
sangat penting untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat agar waspada dan paham tentang aset kripto dan perdagangannya.
"Ini penting sekali, masyarakat kita kan kadang-kadang ingin cepat semuanya, cepat untung, cepat maju, cepat terkenal. Oleh karena itu, mereka perlu mendapat informasi yang lengkap tentang bidang yang mereka masuki seperti aset kripto," ujar Zulkifli mengutip antara, Jakarta, Kamis, 2 Februari.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan nilai transaksi kripto sepanjang 2022 sebesar Rp306,4 triliun. Angka ini menurun 64,3 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp858,76 triliun. Sedangkan pada 2020 tercatat Rp64,9 triliun.
Angka yang mudah naik dan turun dengan begitu cepat dinilai Zulkifli sangat berisiko, khususnya bagi calon pelanggan yang tidak memahami tentang kripto.
"Ini kan berarti risikonya tinggi banget. Makanya di hold dulu kemarin, kemudian dikasih penjelasan, kemudian aturannya sekarang sudah ada dan kita sudah buka lagi. Jadi nanti yang masuk di bidang ini dengan segala opportunity-nya, risikonya sudah paham," kata Zulkifli.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Bappebti melakukan penghentian sementara atau moratorium penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK) atau exchange kripto pada tahun lalu.
Penghentian penerbitan izin ini bertujuan untuk mewujudkan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto yang transparan, efisien, dan efektif. Saat ini sudah ada 25 perusahaan Calon Pedagang Aset Kripto yang terdaftar di Bappebti.
Kemendag dan Bappebti akan meluncurkan bursa kripto tahun ini, yang diharapkan hadir sebelum Juni 2023.
"Kan baru moratorium dicabut, sekarang lagi persiapan (bursa kripto). Dari 25 yang sudah dapat izin, yang aktif baru lima. Pelan-pelan, kalau buru-buru nanti enggak siap," ujar Zulkifli.