CNG adalah Gas Bumi yang Terkompresi, Ketahui Perbedaannya dengan LPG dan LNG

YOGYAKARTA – CNG adalah singkatan dari Compressed Natural Gas. Di Indonesia, gas alam terkompresi dikenal sebagai Bahan Bakar Gas (BBG) dan dijadikan sebagai alternatif bahan bakar selain bensin.

Salah satu wilayah di Indonesia yang mengaplikasikan penggunakan CNG adalah DKI Jakarta. Di Ibu Kota, CNG digunakan sebagai bahan bakar bus Trans Jakarta.

Lantas, apa itu Compresses Natural Gas?

CNG Adalah

Yang dimaksud dengan gas alam terkompresi (CNG) adalah gas bumi yang dipampatkan (dikompresi) pada tekanan tinggi sehingga volumenya menjadi sekitar 1/250 dari volume gas bumi pada keadaan strandar.

Pemampatan gas alam menjadi CNG bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak gas yang dapat ditransportasikan per satuan volume vessel.

Dikutip VOI dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu, 28 Desember 2022, CNG terbuat dari kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. CNG memiliki tekanan 200 bar, dengan tangki yang lebih besar ketimbang LGV—bahan bakar gas yang dikhususkan untuk kendaraan bermotor.

Komposisi gas alam yang akan disalurkan ke konsumen melalui CNG harus sudah memenuhi spesifikasi gas komersial, seperti batasan maksimum kandungan air, CO2 dan hidrokarbon berat.

Tak hanya itu, kompresi gas alam pada tekanan sangat tinggi juga mensyaratkan batasan yang ketat terhadap kandungan air dan hidrokarbon berat untuk mencegah terjadinya kondensasi dan pembentukan hidrat.

Pengangkutan gas bumi dalam bentuk LNG memerlukan fasilitas pengiriman dan penerimaan.

Perbedaan CNG dengan LPG dan LNG

Ilustrasi LPG (Foto: Antara)

Jika CNG terbuat dari kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam, maka LPG (Liquefied Petroleum Gas) adalah gas bumi yang dicairkan dengan komponen utama propane (c3H8) dan butane (C4H10).

Berdasarkan jenisnya, LPG dikelompokkan mejadi LPG propane, LPG butana dan LPG campuran (propana dan butana).

LPG dapat dari penyulingan minyak minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi.

Tujuan pencairan gas bumi menjadi LPG adalah untuk memecahkan masalah pengangkutan ke konsumen karena volume LPG jauh lebih kecil dari volume gasnya.

Guna mempertahankan gasa LPG agar tetap cair pada suhu kamar, LPG harus disimpan dalam tangki bertekanan (pressurized tank). Beberapa jenis proses yang dapat digunakan untuk mengolah gas bumi sehingga diperoleh produk LPG, antara lain proses absorpsi dan kriogenik.

Sementara Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas metana dengan komposisi 90 persen metana yang dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius.

Sebelum melalui proses pencairan, gas metana harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan senyawa yang tidak diharapkan seperi CO2, H2S, Hg, H2O dan hidrokarbon berat.

Proses tersebut akan mengurangi volume gas menjadi lebih kecil 600 kali. Penyusutan ini membuat LNG mudah ditransportasikan dan dalam jumlah yang lebih banyak. LNG ditransportasikan melalui kapal-kapal ke terminal-terminal LNG dan disimpan di tangki dengan tekanan atmosferik. Kemudian LNG dikonversi kembali menjadi gas dan disalurkan melalui sistem transmisi.

Demikian penjelasan terkait perbedaan CNG, LPG, dan LNG. Perlu diingat, CNG adalah gas metana yang terkompresi, sehingga berbeda dengan LPG dan LNG.