Penjelasan Pakar, Kesenangan Melibatkan Seluruh Aspek Indrawi Selain Sensasi dan Pikiran

YOGYAKARTA – Ahli saraf menjelaskan, kesenangan bersumber dari otak. Morten Kringelbach dari Oxford, selama dua dekade memindai pencitraan otak dari peserta untuk menyelidiki apa yang terjadi pada otak ketika mengalami unsur-unsur kesejahteraan, salah satunya kesenangan.

Dari neuroanatomi yang Kringelbach pelajari, ia membuat skema, model otak, dan aktivitas saraf yang mendasari berbagai wilayah otak di berbagai keadaan. Karena dalam otak terdapat miliaran neuron dan sel glial yang saling berkomunikasi, maka pengetahuan tentang hal tersebut dapat diterapkan dalam merawat fungsi sirkuit terkait kesenangan. Tidak hanya dalam aspek positif, tetapi terdapat gangguan neuropsikiatri dan kecanduan yang perlu dipahami dan diantisipasi.

Kesenangan, melansir ulasan dalam Psychology Today, Minggu, 25 Desember, berkaitan dengan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, atau merasakan sesuatu yang dianggap menyenangkan. Informasi tersebut melewati korteks sensorik otak. Tetapi kode bukan di tempat ini, tetapi disebut kilasan hedonis.

Ini berarti bahwa kesenangan tidak hanya sekedar sensasi dan pikiran. Kesenangan terdiri dari siklus menginginkan, menyukai, dan belajar. Kehidupan yang baik tergantung pada sistem otak yang dapat melalui siklus perubahan ini secara teratur. Selain memiliki berbagai kesenangan, saran Marianna Pogosyan, Ph.D., seseorang perlu berbagi kesenangan dengan orang lain.

Ilustrasi penjelasan pakar tentang kesenangan yang bersumber dari otak (Freepik/Nakaridore)

Siklus kesenangan dimulai ketika Anda penyuka kopi sebelum meneguk kopi. Pada momen sebelum menyeruput kopi, ada harapan dan antisipasi. Selama tidak minum kopi, tidak ada informasi inderawi, tetapi setelah Anda tahu ada kopi dan pengalaman sebelumnya, Anda memiliki keinginan.

Pada tahap keinginan, sebagian besar otak sibuk mencari cara untuk mencapai target. Seolah-olah otak Nada memberi tahu bahwa ada sesuatu yag penting dan perlu diperhatikan. Seiring berjalannya waktu, Anda akan semakin termotivasi untuk memperhatikannya hingga akhirnya bangun dan membuat kopi, misalnya. Begitu pengalaman indrawi bekerja, titik hedonis otak aktif dan kesenangan meningkat. Ini meningkat menjadi tahap menyukai. Tetapi ketika harapan tidak terpenuhi, maka penghalang menuju kesenangan telah terjadi. Ketika siklus kesenangan tidak berfungsi, maka terjadi kecanduan dan anhedonia.

Alih-alih melalui sirkuit ingin-menyukai-belajar di mana hal-hal secara alami berkurang dan seseorang dapat melanjutkan hari mereka, orang-orang yang kecanduan terjebak dalam lingkaran pengulangan.Misalnya, mereka mungkin mengalami motivasi ekstrim tanpa imbalan dan terus kembali ke keinginan, karena tampaknya tidak cukup membiarkan mereka melanjutkan ke tahap kesenangan dan kepuasan.

Anhedonia, adalah kondisi ketika seseorang tidak merasakan kesenangan. Ini merupakan gejala utama gangguan neuropsikiatri. Orang yang depresi, misalnya, mungkin masih termotivasi untuk minum kopi. Tetapi ketika melakukannya, tidak lagi merasakan kesenangan.

Penting lagi untuk dipahami, kesenangan dan rasa sakit terkait erat. Ini dibuktikan ketika pakar merangsang stimulasi otak dengan 20 Hz, pasien melaporkan kelegaan seketika. Tetapi saat dirangsang dengan 50-100 Hz, rasa sakit semakin parah. Respons rasa sakit dan kelegaan adalah kerja jaringan yang sama. Ini adalah jaringan yang terlibat ketika merasa tidak nyaman yang intens selama jangka panjang.

Dari penjelasan di atas, kesenangan merupakan bagian dari sistem saling berhubungan secara rumit. Mulai dari kasih sayang, makna, kekaguman, rasa terimakasih, kepuasan, dan rasa memiliki, berkontribusi pada perkembangan makhluk lain.