Pertamina Dinilai Menjadi Garda Terdepan Dekarbonisasi
JAKARTA - Pertamina dinilai menjadi garda terdepan upaya dekarbonisasi. Hal itu dibuktikan dari berbagai peran aktif BUMN tersebut dalam mitigasi karbon, guna mencapai target nol emisi pada 2060.
"Pertamina menunjukkan komitmen luar biasa. Mereka berperan sangat aktif dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Tidak berlebihan dikatakan, bahwa saat ini Pertamina menjadi garda terdepan dekarbonisasi," kata Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW), M Adnan Rarasina, dalam keterangannya, Selasa 13 Desember.
Adnan menambahkan, Pertamina membuktikan keseriusan upaya dekarbonisasi melalui berbagai langkah strategis. Termasuk melalui percepatan transisi energi, keterlibatan dalam pengembangan kawasan industri hijau, dan juga partisipasi aktif dalam Business 20 (B20), yang merupakan bagian dari G20 di Bali beberapa waktu lalu.
"Pertamina sangat komit dengan Peta Jalan (Road Map) NZE yang telah diluncurkan. Semua itu bukti mereka sebagai garda terdepan. Bahkan, di tingkat global pun, keseriusan Pertamina juga diakui, dengan meraih peringkat kedua ESG untuk kategori industri minyak dan gas. Semua itu kan fakta," lanjutnya.
Adnan melanjutkan, komitmen Pertamina juga ditunjukkan dengan memberikan perhatian penuh pada pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui transformasi ekonomi hijau. Salah satu dukungan penuh akselerasi transisi energi tersebut, ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam Business 20 (B20) yang merupakan bagian dari G20 di Bali beberapa waktu lalu.
Pengembangan kawasan industri hijau, juga menjadi salah satu contoh peran serta Pertamina dalam dekarbonisasi. Misalnya, ketika BUMN itu berperan dalam pengembangan green industry cluster di Jababeka. Peran serta Pertamina dalam kawasan tersebut, antara lain, melalui pemasangan panel untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Baca juga:
- Prediksi IHSG 2023 di Level 7.880, Mirae Sekuritas: Ditopang Sektor Consumer non-Cyclical dan Financial
- Sektor Investasi Dinilai Jadi Satu-satunya Harapan Pemerintah Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ancaman Krisis Global
- 235 Usaha Besar dan 421 UMKM Catat Kerja Sama Rp4,46 Triliun, Kementerian Investasi Rilis Fitur Kemitraan OSS
- Kurangi Impor LPG, Pertamina Genjot Produksi Kilang Badak Bontang hingga 780.000 MT
Pengembangan kawasan industri hijau sendiri, menurut Adnan, memang sangat penting. Untuk Jababeka misalnya, di dalamnya terdapat lebih dari 2.000 perusahaan dari 30 negara. Selain Pertamina, beberapa perusahaan yang berkolaborasi menciptakan klaster net zero pertama di Asia Tenggara tersebut, antara lain Hitachi, Unilever, dan L'Oréal.
"Salah satu penyumbang karbon terbesar saat ini memang kalangan industri. Untuk itu, upaya Pertamina dalam mengembangkan kawasan industri hijau, diharapkan kan berpengaruh cukup nyata terhadap dekarbonisasi. Terpenting, upaya tersebut tidak berhenti sampai di sana, namun harus berkelanjutan," pungkasnya.