Punya Potensi Ekspor, Tanaman Rempah Harus Mulai Dilirik Petani Sayur

YOGYAKARTA - Petani sayur di Kota Yogyakarta melalui ratusan kampung sayur yang sudah terbentuk di kota tersebut diminta untuk mengembangkan varian jenis tanaman rempah di samping sayur.

"Pasar untuk rempah cukup besar dan harapannya, petani sayur di Yogyakarta bisa melihat peluang ini dengan memperbanyak menanam rempah," kata Ketua Asosiasi Petani Sayur Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dikutip Antara, Minggu 20 November.

Menurut Heroe, permintaan produk rempah termasuk olahan rempah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri tetapi juga dimungkinkan untuk masuk ke pasar ekspor.

"Peluang untuk memasarkan rempah dan produk olahan rempah ke luar negeri cukup besar, makanya untuk saat ini kami meminta kampung sayur untuk mengembangkan tanaman rempah," katanya.

Salah satu jenis rempah atau herba yang mulai banyak ditanam di berbagai kampung sayur diantaranya adalah bunga telang.

Bahkan, Heroe menyebutkan pihaknya berupaya untuk memproduksi produk minuman herba dalam satu merek yang sama dari Kota Yogyakarta yang bahan bakunya berasal dari petani di kota tersebut.

"Dimungkinkan, varian produknya bisa bermacam-macam, seperti bir pletok, wedang uwuh dan lainnya. Potensi pasarnya cukup besar," katanya.

Sedangkan untuk produk sayur, lanjut Heroe, tetap menjadi fokus kampung sayur karena keberadaan kampung sayur tersebut pada awalnya ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat dengan menanam apa yang dimakan dan makan apa yang ditanam.

"Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, sudah ada produk yang dijual. Sebagian besar adalah sawi, pokcay, selada, dan lainnya," katanya.

Produk hasil kampung sayur juga digunakan untuk mendukung program pengentasan stunting di Kota Yogyakarta.

Saat ini, Kota Yogyakarta memiliki sekitar 260 kampung sayur dan agar hasil optimal maka akan dibuat klaster tanaman sehingga semakin meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat untuk kesejahteraan.