Vaksin yang Katanya Jadi Obat Penyembuh Lumpuhnya Ekonomi Itu Akhirnya Datang Juga

JAKARTA - Datangnya 1,2 juta dosis vaksin buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac dinilai menjadi ancang-ancang bagi Indonesia untuk menuju pemulihan ekonomi nasional. Kehadiran vaksin ini juga diyakini sebagai harapan baru yang positif bagi masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, vaksin COVID-19 ini tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Minggu malam sekitar pukul 21.25 WIB. Vaksin tersebut didatangkan dengan menggunakan pesawat milik maskapai PT Garuda Indonesia Tbk, pesawat jenis Boeing 777-300ER.

Vaksin diangkut dengan menggunakan kontainer khusus bertuliskan ENVIROTAINER berkode RAP81179PC. Vaksin Sinovac yang tiba di Indonesia merupakan vaksin yang telah diuji klinis di Bandung, Jawa Barat, sejak Agustus 2020.

Kedatangan vaksin COVID-19 ke Indonesia dilakukan secara bertahap. Seiring dengan vaksinasi yang juga dilakukan secara bertahap. Pada awal Januari 2021 nanti, pemerintah juga akan mendatangkan 1,8 juta dosis vaksin lainnya, sedangkan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku akan didatangkan pada Desember tahun ini.

Sementara pada Januari mendatang, sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku yang nantinya akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.

Bebaskan Bea Masuk dan Pajak untuk Vaksin Sinovac

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan fasilitas bebas bea masuk dan pajak untuk 1,2 juta vaksin Sinovac yang diimpor dari China. Tujuannya adalah untuk mendukung proses vaksinasi berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, fasilitas fiskal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 188/PMK.04/2020. Melalui beleid ini pemerintah memberikan fasilitas atas impor vaksin, bahan baku vaksin dan peralatan yang diperlukan dalam produksi vaksin, serta peralatan untuk pelaksanaan vaksinasi.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

"Fasilitas yang kami berikan pembebasan bea masuk dan atau cukai tidak dipungut PPN, PPNBM serta dibebaskan pemungutan pajak PPh pasal 22. Nilai pemberian fasilitas fiskal yang diperoleh dari importasi vaksin ini setara Rp50,95 miliar," ujar dia dalam Konferensi Pers Kedatangan Vaksin COVID-19, Senin, 7 Desember.

Fasilitas ini diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemda, BPOM, Badan Hukum, atau Badan Non Badan Hukum yang mendapatkan penugasan atau penunjukan dari Kementerian Kesehatan.

Dari total insentif cukai dan pajak tersebut, Sri Mulyani mencatat pembebasan bea masuk mencapai Rp14,56 miliar dan pajak dalam rangka impor sebesar Rp36,39 miliar.

Menurut dokumen cukai, jumlah vaksin mencapai 1,2 juta vial 1 dosis dan 568 vial 1 dosis untuk sample pengujian.

"Pemenuhan ketentuan administrasi sudah dilakukan oleh PT Bio Farma yang ditunjuk Kemenkes sebagai importir," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga memberikan kemudahan berupa fasilitas prosedural untuk pengeluaran barang dengan pelayanan rush handling, dengan mengajukan permohonan dan menyampaikan dokumen pelengkap pabean serta menyerahkan jaminan.

"Di mana dari mulai PIB sampai pengeluaran barang yang maksimal 3 hari kini mulai dipercepat. Tadi malam waktu kami monitoring barang (vaksin) tiba di Cengkareng langsung diperiksa," tuturnya.

Bangun Kepercayaan Masyarakat untuk Beraktivitas

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kedatangan vaksin COVID-19 produksi Sinovac merupakan momentum awal langkah nyata pemerintah dalam menyelamatkan rakyat Indonesia dari ancaman virus.

Tak hanya itu, kata dia, dengan adanya vaksinasi juga akan meningkatkan kepercayaan diri bangsa dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi.

"Pelaksanaan vaksinasi akan semakin membangun rasa aman dan kepercayaan diri kita, sebagai bangsa dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi untuk mendukung ketahanan, kesehatan, mendorong produktivitas serta untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya, dikutip dari siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 6 Desember.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Dok. Setkab)

Namun, Airlangga mengingatkan, jangan hanya mengandalkan vaksinasi. Menurut dia, protokol kesehatan COVID-19 tetap harus dijalankan dalam penanganan pandemi.

"3T, 3M dan vaksinasi, harus berjalan bersamaan sampai kita semua di Indonesia di seluruh dunia benar benar lepas dari pandemi COVID-19," katanya.

Airlangga menjelaskan, meskipun vaksin telah tiba, masih harus melalui tahap evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk memastikan aspek mutu, keamanan, dan efektivitasnya. Selain itu, menunggu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk aspek kehalalannya.

Tak hanya itu, Airlangga juga mengatakan skema pelaksanaan vaksinasi terbagi menjadi dua, yakni vaksin program pemerintah yang disediakan gratis serta vaksin mandiri yang disediakan secara berbayar.

"Aturan rinci untuk kedua skema tersebut akan segera diterbitkan dalam satu dua minggu ke depan dengan terus meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan melalui 3M dan 3T," jelasnya.

Vaksinasi Mempercepat Pemulihan Ekonomi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kedatangan vaksin COVID-19 di Tanah Air akan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Sebab, ketersediaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan merupakan syarat utama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi dari tekanan krisis akibat COVID-19.

"Saya jelaskan ada satu kondisi prasyarat yaitu adalah vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19. Karena memang epicentrum permasalahan yang kita hadapi ini adalah COVID-19," katanya, dalam diskusi virtual, Senin, 7 Desember.

Perry menilai langkah pemerintah untuk memesan vaksin dan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat akan semakin membangun optimisme pemulihan ekonomi di Tanah Air.

"Insyaallah (pemerintah) akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat," jelasnya.

Kata Perry, bank sentral juga turut berkontribusi dengan ikut mendanai pengadaan vaksin COVID-19 melalui berbagi beban atau burden sharing dengan pemerintah. Sinergi ini diharapkan dapat terus memperbaiki prospek ekonomi, terutama pada tahun depan, seiring dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin di tengah masyarakat.

"Dengan kondisi prasyarat (vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan), kegiatan ekonomi dan keuangan berangsur membaik dan akan memperbaiki prospek pemulihan ekonomi," tuturnya.

Investor Pede untuk Berinvestasi di Indonesia

Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia menyambut baik kedatangan vaksin COVID-19 di Tanah Air. Hadirnya vaksin ini memunculkan secercah harapan bagi para pengusaha untuk menata dan membangun usahanya kembali.

Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, hampir sembilan bulan ekonomi Indonesia terpuruk dan stagnan yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun drastis. Karena kondisi ini, pengusaha pun terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan banyak UMKM tumbang.

Sarman berujar, di tengah kegelisahan dan kekhawatiran pelaku usaha ada secercah harapan dengan tibanya vaksin COVID-19. Hal ini membuat pengusaha merasa lega dan optimis akan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

"Akhir-akhir ini psikologi pelaku usaha sudah sangat terganggu melihat jumlah yang terkapar semakin tinggi. Namun dengan datangnya vaksin COVID-19 di Tanah Air ada keyakinan dan kepercayaan bahwa tahun depan ekonomi kita perlahan akan mulai menggeliat dan tumbuh positif," tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Senin, 7 Desember.

Mal Grand Indonesia. (Angga Nugraha/VOI)

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta ini juga mengatakan, dengan hadirnya vaksin COVID-19 di Tanah Air akan membuat psikologis masyarakat pulih kembali. Dengan begitu, masyarakat tidak takut untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

"Tidak merasa ketakutan keluar rumah dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Serta kelas menengah kita yang selama ini menyimpan uangnya, akan mulai berinvestasi dan berbelanja. Ini akan meningkatkan daya beli atau konsumsi rumah tangga," jelasnya.

Sarman mengatakan, pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan mensukseskan vaksinasi COVID-19 untuk keselamatan dan kesehatan semua pihak serta masa depan ekonomi Indonesia.

"Dengan suksesnya vaksinasi ini tentu akan meningkatkan kepercayaan pasar dan investor untuk segera masuk menanamkan modalnya di Indonesia," tuturnya.

Dengan masuknya investasi, kata Sarman, para karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan dapat bekerja kembali dan yang menganggur juga memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan.

"Juga kepada para pengusaha yang memiliki kemampuan agar dapat menyukseskan program vaksinasi secara mandiri. Bahkan melalui program CSR dapat membantu masyarakat di sekitarnya untuk vaksin COVID secara mandiri. Sehingga program pemerintah ini dapat lebih cepat dan merata," ucapnya.