Membandingkan Kebijakan Kenaikan BBM dari Era Soeharto Hingga Jokowi
YOGYAKARTA – Kebijakan yang menyangkut harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia selalu menarik perhatian masyarakat. Bahkan, kebijakan kenaikan BBM dari era Soeharto hingga Jokowi masih terus diperbincangkan.
Kenaikan BBM dari Era Soeharto hingga Jokowi
Seperti yang diketahui, BBM jadi kebutuhan pokok masyarakat dari kalangan bawah hingga atas, baik di sektor rumah tangga atau industri. Di Indonesia, kenaikan harga BBM beberapa kali terjadi. Kami akan merangkum harga BBM dari era kepemimpinan Presiden Soeharto hingga Kabinet Presiden Jokowi.
Era Presiden Soeharto (1967 – 1998)
Presiden Soeharto jadi presiden RI terlama sepanjang sejarah Tanah Air. Di bawah pemerintahannya, Soeharto tercatat menaikkan harga bbm beberapa kali.
Di tahun 1991, terjadi kenaikan BBM dari Rp150 menjadi Rp550 per liter. Tak sampai situ, dua tahun setelahnya, 1993, Soeharto kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp700 per liter.
Kebijakan untuk menaikkan harga BBM kembali terjadi pada 5 Mei 1998. Di tahun tersebut Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi atau dikenal dengan Krismon 98. Saat itu harga bbm Rp1.200 per liter.
Bacharuddin Jusuf Habibie (1998 – 1999)
Setelah Soeharto lengser, jabatan Presiden RI digantikan oleh BJ Habibie. Sosok BJ Habiebie jadi angin segar untuk masyarakat. Di masa kepemimpinannya, harga bbm sempat mengalami penurunan, yakni dari Rp1.200 menjadi Rp1.000 per liter. Penurunan ini disambut baik oleh masyarakat saat itu.
Abdurrahman Wahid (1999 – 2001)
Presiden yang dikenal pula dengan sebutan Gus Dur juga memberikan kemudahan untuk masyarakat dengan menurunkan harga BBM. Di periode awal kepemimpinan Gus Dur, tahun 1999 hingga 2001, harga BBM turun menjadi Rp600 per liter.
Sayangnya harga BBM kembali naik pada bulan Oktober 2000 yakni menjadi Rp1.150 per liter, dan naik lagi menjadi Rp1.450 per liter.
Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004)
Kenaikan harga BBM di era putri Presiden pertama RI Soekarno terjadi sebanyak dua kali. Di bawah kepemimpinan Megawati, harga bbm naik dari Rp1.450 menjadi menjadi Rp1.550 per liter. Kenaikan kembali terjadi di awal Januari 2003 silam menjadi Rp1.810 per liter.
Susilo Bambang Yudhoyono (2004 – 2009 dan 2009 – 2014)
Presiden yang akrab disapa dengan SBY ini menjabat sebanyak dua periode dengan kenaikan BBM yang terjadi sebanyak tiga kali.
Di bulan Maret 2005, SBY menaikkan harga BBM menjadi Rp2.400 per liter, lalu di bulan Oktober 2005 kenaikan menjadi Rp4.500 per liter. Di susul 23 Mei 2008 menjadi Rp6.000 per liter.
Meskipun tiga kali terjadi kenaikan, SBY juga sempat menurunkan harga bbm satu kali menjelang pemilu 2009 sebelum ia kembali terpilih menjadi presiden, yakni menjadi Rp5.500 per liter.
Penurunan bbm kembali terjadi pada bulan Desember 2008 menjadi Rp5.000 per liter dan kembali turun lagi pada bulan Januari 2009 menjadi Rp4.500 per liter.
Sayangnya harga bbm kembali dinaikkan menjelang satu tahun berakhirnya kepemimpinan SBY yakni menjadi Rp6.500 per liter.
Joko Widodo (2014 – 2019 dan 2019 – 2024)
Di era kepemimpinan Presiden Jokowi, harga bbm jadi sorotan banyak masyaraka. Dimulai pada 1 Januari 2015, Presiden Jokowi menghapus subsidi BBM dengan jenis Premium.
Pada November 2014 Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM dengan jenis Premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500. Hal senada juga terjadi pada bbm jenis solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.
Selain terkait perbandingan kenaikan BBM dari era Soeharto hingga Jokowi, dapatkan informasi menarik lainnya melaui VOI.ID.