Kenakan Pakaian Adat Bangka Belitung, Ini Filosofi 6 Pakaian Adat Nusantara yang Dipakai Jokowi
YOGYAKARTA – Jelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, presiden RI hadir di Sidang Tahunan MPR RI bersama DPR RI beserta rapat paripurna DPR RI tentang penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2023. Dalam Pidato Kenegaraan Presiden RI pada tahun ini, menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-77, presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Bangka Belitung.
Berdasarkan filosofinya, setiap busana daerah memiliki nilai luhur yang disimbolkan dalam perlengkapan berbusana. Apa saja pakaian daerah beserta nilai luhur yang perlu Anda ketahui, berikut busana daerah yang dipakai Jokowi.
Busana Adat Bangka Belitung di Pidato Kenegaraan MPR-DPR RI 2022
Dalam tayangan Sidang Kenegaraan di YouTube DPR RI, Presiden Jokowi tampak mengenakan pakaian adat Bangka Belitung. Corak busana berwarna hijau lembut dengan motif pada bagian tepi.
Sementara itu, Ibu Iriana mengenakan kebaya berwarna merah muda. Hiasan kepala juga melengkapi penampilan presiden tahun ini. Warna emas sebagai hiasan kepala senada dengan motif busana serta sabuk.
Pakaian adat Bangka Belitung tersebut menggambarkan kerukunan yang disimbolkan pucuk rebung pada motif busana.
Busana Adat Urang Kanekes yang dipakai ketika sidang tahunan MPR RI 2021
Busana adat Urang Kanekes yang merupakan pakaian dikenakan kelompok masyarakat adat Badui. Kelengkapan busana meliputi setelan atasan dan bawahan berwarna hitam dengan lencana merah putih di dada sebelah kiri.
Ditambah dengan udeng kepala berwarna biru, sandal, dan tas rajut. Masker berwarna senada dengan warna pakaian juga dikenakan Jokowi.
Pakaian adat Suku Badui yang menjadi ciri khas adalah warnanya, dominan hitam dan putih. Lebih filosofis lagi, pakaian tersebut terbuat dari bahan-bahan alam yang ada disekitar kawasan tinggal. Dibuat dari kapas untuk pakaiannya.
Warna putih menyimbolkan kehidupan yang suci serta tidak terpengaruh budaya luar. Pakaian ini, yang berwarna putih, tanpa dijahit, dan dikenakan dengan disangsangkan sehingga disebut dengan Jamang Sangsang, hanya dipakai Suku Badui Dalam. Untuk Suku Badui Luar, mengenakan pakaian berwarna hitam.
Baju Adat Bugis pada sidang tahunan MPR RI 2017
Pakaian dengan warna bernuansa oranye dan merah keemasan dilengkapi atasan hitam serta songkok dikenakan Jokowi dalam acara yang sama, sidang tahunan MPR RI, tahun 2017.
Busana Adat Bugis dikenal dengan Baju Bodo, yang merupakan pakaian adat tertua. Berbahan tenun dari kapas yang dipilin kemudian disatukan menjadi benang.
Dilansir Keranjang Budaya, Senin, 16 Agustus, penelitian tertulis dalam buku The Travel of Marcopolo menyebutkan bahwa kain muslin –atau sejenis kain yang dipakai Baju Bodo- dikenal sejak abad ke-9 dan sama dengan yang digunakan di Mosul (Irak). Setiap warna sarung yang digunakan memiliki makna.
Baju Adat Aceh saat menghadiri Upacara Kemerdekaan RI tahun 2018
Busana Adat Aceh yang dipakai Jokowi terdiri dari sejumlah item yang memiliki makna dan berdasarkan tradisi. Penutup kepala disebut kupiah meukeutop yang terbuat dari kain tetron berwarna merah, hijau, kuning, dan hitam.
Pakaian atasan disebut bajee, yaitu atasan lengan panjang berwarna hitam dengan sulaman kasab di ujung lengan. Dan pada bahu kanan dipasangkan boh ru bungkoh yang berupa hiasan dan berfungsi sebagai bungkusan.
Pakaian tersebut melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kekuasaan, hingga kebijaksanaan. Potongannya sangat elegan sehingga memberi kesan memiliki prinsip yang jelas. Warna polos melambangkan kesedehanaan dan penutup kepala menyimbolkan mampu mengayomi.
Busana Adat Sasak, Nusa Tenggara Barat di Istana Merdeka tahun 2019
Saat menghadiri upacara detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI ke-74 pada 17 Agustus 2019, Jokowi mengenakan busana adat Sasak.
Tiga item penting dalam busana adat Sasak adalah udeng atau penutup kepala, baju atasan, dan kain kamben yang melilit pinggang. Udeng menyimbolkan dua kutub –negatif dan positif- yang saling bertemu maka menjadi netral. Udeng juga jadi simbol pengendalian diri.
Pakaian atasan mengibaratkan kesucian dan kamben melambangkan memegang kebenaran serta dharma.
Baju Adat Sabu, Nusa Tenggara Timur tahun 2020
Corak emas yang terdapat pada topi, kain tenun menyilang di bagian dada, serta sarung dan ikat pinggang memiliki makna masing-masing. Pada tahun 2020, Jokowi mengenakai busana adat tersebut, yaitu busana Adat Sabu, Nusa Tenggara Timur.
Pakaian ini dipakai masyarakat yang mendiami Pulai Hai Rawu, Sabu, Kabupaten Kupang. Busana seperti yang dipakai Jokowi, biasanya dikenakan oleh ketua adat dan masyarakat ketika menghadiri acara adat, termasuk ritual pemakaman.
Berdasarkan penjelasan dari lasarus Panji Riwu Ratu atau Ama Panji, pria asal Pulau Sabu Raijua, mengatakan bahwa sarung yang dipakai Jokowi disebut dengan Hi’gi Worapi yang terdiri dari tiga warna, yaitu hitam, putih, atau kuning dan merah.
Sedangkan warna emas bermotif bunga biasa dipakai untuk kepala adat atau tokoh besar. Selendang menyilang dada menyimbolkan bahwa setiap insan memiliki harga diri, patut dihargai, dan dihormati.
Kemudian ikat pinggang sebagai tanda kesucian. Motif bunga menandakan setiap insan saling bersatu serta saling membutuhkan untuk menciptakan ketentraman dan ikat kepala sebagai simbol kejayaan.
Baca juga:
- Hadiri Sidang Tahunan, Jokowi Gunakan Baju Adat Bangka Belitung
- Wapres Ma'ruf Amin Tiba di Sidang Tahunan MPR, Pakai Pakaian Adat Solo Plus Blangkon Tanpa Kopiah
- Gagah dengan Baju Adat Bangka Belitung, Jokowi Tampilkan Simbol Akulturasi Budaya
- HUT ke-77 Republik Indonesia: Momen Menyingkirkan Kebencian, Menuju Pemilu 2024 yang Sehat