Nyamuk Rekayasa Genetik Ciptaan Bill Gates nan Kontroversial jadi Kenyataan
JAKARTA - Proyek nyamuk genetik Bill Gates telah mendapat lampu hijau. Bukan saja disetujui proses laboratoriumnya. Otoritas juga telah memberi izin pelepasan 750 juta nyamuk hasil rekayasa genetika itu di Florida. Kontroversi menaungi proyek ini sejak awal bergaung.
Pada Agustus, pejabat lokal di Florida, Amerika Serikat (AS) menyetujui pelepasan 750 juta nyamuk yang telah direkayasa secara genetik untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa penyakit, seperti demam berdarah atau virus zika. Mengutip BBC, Selasa, 17 November, proyek itu diprotes keras banyak kelompok lingkungan.
Mereka memperingatkan konsekuensi yang tidak diinginkan jika nyamuk itu dilepaskan. Satu kelompok mengutuk rencana tersebut sebagai "eksperimen Jurassic Park" untuk umum.
Aktivis memperingatkan kemungkinan kerusakan ekosistem dan potensi penciptaan hibrida, nyamuk yang nantinya justru akan tahan insektisida. Tetapi perusahaan yang terlibat mengatakan tidak akan ada risiko yang merugikan bagi manusia atau lingkungan. Pernyataan mereka merujuk pada serangkaian studi yang didukung pemerintah.
Rencana untuk melepaskan nyamuk pada 2021 di Florida Keys dilakukan beberapa bulan setelah nyamuk yang dimodifikasi disetujui oleh regulator federal. Pada Mei, Badan Lingkungan AS memberi izin pada perusahaan yang berbasis di Inggris dan dioperasikan di AS, Oxitec, untuk memproduksi nyamuk Aedes aegypti jantan yang direkayasa secara genetik, yang dikenal sebagai OX5034.
Nyamuk Aedes aegypti diketahui menyebarkan penyakit mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, zika, chikungunya, dan demam kuning. Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia karena membutuhkan darah untuk menghasilkan telur. Jadi rencananya adalah untuk melepaskan nyamuk jantan yang dimodifikasi dan nantinya akan berkembang biak dengan nyamuk betina liar.
Namun pejantan membawa protein yang akan membunuh semua keturunan betina sebelum mereka mencapai usia gigitan yang matang. Nyamuk jantan, yang hanya memakan nektar, akan bertahan dan menurunkan gen. Seiring dengan berjalannya waktu, tujuannya adalah untuk mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti di daerah tersebut sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit ke manusia.
Pejabat di Distrik Pengendalian Nyamuk di Florida Keys (FKMCD) memberikan persetujuan akhir untuk melepaskan 750 juta nyamuk yang dimodifikasi selama periode dua tahun. Rencana tersebut mendapat banyak kritik, termasuk hampir 240 ribu orang yang menandatangani petisi di Change.org yang mengecam rencana Oxitec menggunakan negara bagian AS "sebagai tempat uji coba hewan mutan."
Menurut situs web Oxitec, perusahaan telah menemukan hasil positif dengan melakukan uji coba lapangan di Brasil. Oxitec juga akan menyebarkan nyamuk yang telah direkayasa di Texas mulai 2021 dan mendapatkan persetujuan federal.
Dalam sebuah pernyataan yang mengecam proyek tersebut, kelompok lingkungan Friends of the Earth mengatakan: Pelepasan nyamuk hasil rekayasa genetika tidak perlu melibatkan orang Florida, lingkungan dan spesies yang terancam punah dalam risiko di tengah-tengah pandemi.
Aedes aegypti menyerang Florida selatan dan umumnya ditemukan di daerah perkotaan yang memiliki banyak genangan air. Di banyak daerah, termasuk Florida Keys, nyamuk-nyamuk telah mengembangkan resistensi terhadap pestisida.
Bill & Melinda Gates Foundation
Terkait Oxitec, perusahaan itu bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation dalam proyek rekayasa genetik nyamuk ini. Bill & Melinda Gates bahkan disebut-sebut mengucurkan dana hingga 4,1 juta dolar AS untuk proyek ini.
Meski telah lama fokus pada pengentasan kasus malaria, eksperimen ini jadi pendekatan baru yang dilakukan Bill & Melinda Gates Foundation. Bill & Melinda Gates Foundation tercatat pernah memberikan dana hibah sebesar 2 miliar dolar AS untuk memerangi malaria.
Baca juga:
Dilansir Business Insider, Selasa, 17 November, Oxitec sendiri telah memberi merek dagang serangga-serangganya sebagai "Nyamuk Ramah". Strain lain dari "Nyamuk Ramah" telah digunakan di masa lampau untuk membantu membunuh banyak nyamuk aedes aegypty yang berpotensi membawa virus zika, demam berdarah, atau demam kuning.
Nyamuk-nyamuk itu dilepas di Brasil, di Kepulauan Cayman, dan di Panama. Nyamuk-nyamuk itu juga telah melewati uji coba kandang terkontrol di India.
Hasilnya, di sejumlah tempat, perusahaan mengklaim nyamuk-nyamuk rekayasa genetika mereka mampu mengurangi populasi liar aedes aegypti --pembawa demam kuning dan zika-- hingga 90 persen.