Berdampak Luas, Jokowi Sebut Perubahan Iklim Jadi Isu Prioritas dan Tantangan Selain Pandemi COVID-19

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penanggulangan perubahan iklim menjadi tantangan setelah pandemi COVID-19. Apalagi, dampak yang ditimbulkan dari kejadian ini sangat luas.

"Penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya COVID-19," kata Jokowi dalam Rakornas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) 2022 yang ditayangkan secara daring di YouTube Info BMKG, Senin, 8 Agustus.

Dia mengungkap, tujuh tahun terakhir ini kondisi perubahan iklim juga semakin menjadi-jadi. World Meteorological Organization, dikutip Jokowi, mengatakan kondisi iklim makin memburuk dan menyebabkan suhu semakin panas.

Alasan inilah yang membuat Jokowi meminta semua pihak serius dalam menghadapi masalah perubahan iklim. "World Meteorological Organization menyatakan indikator perubahan iklim dan dampaknya di tahun 2021 makin memburuk, di mana tujuh tahun terakhir telah menjadi tujuh tahun dengan suhu terpanas," tegasnya.

Tak hanya soal suhu yang makin panas, Jokowi bilang, perubahan iklim ini juga bisa berdampak pada ketahanan pangan. Penyebabnya, Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi 80 persen sumber pangan rentan terhadap perubahan iklim.

Kemudian, perang Ukraina-Rusia yang belum selesai hingga saat ini juga makin memperburuk kondisi tersebut. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diprediksi ada 13 juta orang di dunia yang bakal kelaparan karena terhambatnya rantai pasok makanan.

"Hati-hati. Ini persoalan yang sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat cepatnya dan sebaik-baiknya," tegasnya.

"Dampak dari perubahan iklim ini sangat serius. Kita perlu memiliki kebijakan dan sistem yang teruji dan tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan serta sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi," sambung Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini juga memerintahkan BMKG untuk segera mengidentifikasi risiko perubahan iklim dan dampaknya. Langkah ini penting untuk membantu perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan.

"Saya memerintahkan BMKG untuk mengidentifikasi risiko iklim dan dampaknya secara menyeluruh. Mengidentifikasi, adaptasi apa saja yang bisa kita lakukan," ujar Jokowi.

Berikutnya, Jokowi juga meminta badan tersebut meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peralatannya. Sehingga, layanan informasi di wilayah pertanian dan perikanan bisa diakses masyarakat untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.

"Perluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan sehingga bisa memberi dampak signifikan," pungkasnya.